Petugas Sungai Watch Mengambil Sampah di Sungai Wilayah Muncar (Foto: Eko/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi – Kecamatan Muncar tercatat sebagai penyumbang tangkapan sampah terbanyak di Banyuwangi berdasarkan pemantauan Sungai Watch. Dalam kurun waktu satu bulan, total sampah yang berhasil dijaring dari aliran sungai dan kanal di wilayah ini mencapai sekitar 12 ton.
Jumlah tersebut berasal dari penghalang sampah (trash barrier) yang terpasang di sejumlah titik di Kecamatan Muncar. Rata-rata tangkapan sampah mencapai 400 kilogram per hari, bahkan pada kondisi tertentu, khususnya saat debit air meningkat, volumenya bisa melonjak hingga 700 kilogram dalam sehari.
Sampah yang tertangkap didominasi oleh styrofoam, popok sekali pakai (pampers), serta plastik kemasan rumah tangga. Material tersebut terbawa aliran air dari kawasan permukiman sebelum akhirnya tertahan di trash barrier yang dipasang di ruas sungai kecil dan kanal.
Namun, banjir yang menerjang Muncar pada awal pekan ini turut merusak dua trash barrier yang terpasang di wilayah Desa Kedungringin. Barrier tersebut tidak mampu menahan beban material banjir berupa sampah, kayu, hingga batang dan bangkai pohon pisang yang ikut terbawa arus deras.
Kapten Patrol Sungai Watch Banyuwangi, Hengki Andika Candra, mengatakan kerusakan terjadi pada bagian tali atau seling serta as besi barrier. Meski demikian, perbaikan bisa dilakukan dalam waktu relatif singkat.
“Barrier rusak karena tidak kuat menahan material banjir. Tapi untuk penggantian atau perbaikan, biasanya bisa dilakukan sekitar 10 sampai 30 menit,” kata Hengki.
Saat ini, total terdapat enam trash barrier masih yang terpasang di Kecamatan Muncar dan tersebar di sejumlah desa. Keenam barrier tersebut setiap hari menangkap ratusan kilogram sampah agar tidak sampai mencemari laut Muncar.
Menurut Hengki, tingginya volume sampah di Muncar menjadikannya penyumbang terbesar tangkapan Sungai Watch dibanding kecamatan lain di Banyuwangi.
“Untuk saat ini, Muncar masih menjadi wilayah dengan tangkapan sampah terbanyak. Kalau dirata-rata sekitar 400 kilogram per hari, bahkan bisa 700 kilogram di kondisi tertentu. Dalam sebulan bisa mencapai 12 ton,” ujarnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Banyuwangi Danang Hartanto menilai tingginya timbunan sampah turut memperparah dampak banjir di Muncar. Menurutnya, banyak saluran air dan drainase warga tidak berfungsi optimal karena tersumbat material sampah dan sedimen.
“Di lapangan kami temukan banyak saluran yang seharusnya berfungsi baik, justru mampet saat banjir terjadi. Akibatnya, genangan air bertahan lama di sejumlah titik,” kata Danang.
BPBD Banyuwangi bersama instansi terkait akan melakukan pembenahan dan normalisasi saluran air, termasuk menggandeng Dinas PU Pengairan serta melibatkan warga melalui program padat karya, guna mencegah banjir serupa terulang kembali.
“Upaya cepat memutus genangan air adalah memperbaiki dan membuka kembali saluran yang tersumbat. Ini akan kami lakukan bersama warga dan pemangku wilayah,” pungkas Danang. (ep)

