
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa/Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi bernama Fitriyah (37), yang kabarnya diduga mengalami penyiksaan oleh majikannya di Malaysia, kini meninggal dunia.
Fitriyah menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu (03/07/2024) sekira pukul 12:30 WIB.
Keluarga dan kerabatnya sangat terpukul dengan kejadian ini. Menurut suami korban, Sahamin (40), Fitriyah kembali ke Indonesia dalam kondisi yang sangat lemah pada Senin (01/07/2024).
Ia segera dibawa ke Puskesmas Wongsorejo untuk mendapatkan perawatan, tetapi kondisinya semakin memburuk sehingga harus dirujuk ke RSUD Blambangan pada Selasa (02/07/2024).
"Istri saya mengalami masa kritis pada Selasa malam dan akhirnya meninggal dunia pada Rabu siang," ungkap Sahamin dengan mata berkaca-kaca, pada Kamis (04/07/2024).
Jenazah Fitriyah langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Wongsorejo.
Sahamin menceritakan bahwa selama dua bulan terakhir, Fitriyah sering mengeluh sakit. Selama berada di Malaysia, Fitriyah sering bercerita tentang perlakuan buruk majikannya.
“Sebelum pulang ke Indonesia, istri saya bilang kalau dia sudah tidak kuat lagi. Dia dipaksa bekerja meski dalam kondisi sakit, tidak diberi makan, dan hanya bisa membeli mie instan untuk bertahan hidup,” kata Sahamin.
Sahamin menambahkan bahwa perlakuan buruk dari majikannya sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Selain tidak diberi makan, Fitriyah juga sering mendapatkan perlakuan kasar.
“Majikannya sering mengancam istri saya. Jika tidak menuruti keinginan mereka, istri saya tidak diberi makan dan bahkan dipukul,” tambahnya.
Kepulangan Fitriyah disambut isak tangis oleh keluarganya. Tubuhnya yang lemah dan kurus kering membuat keluarga sangat prihatin. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Fitriyah menderita penyakit parah di bagian perut dan tenggorokan yang menyempit.
Kepergian Fitriyah meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Meskipun demikian, keluarga telah ikhlas dan tidak ingin memperpanjang kasus ini.
“Kami sekeluarga sudah ikhlas, agar almarhumah bisa tenang di alam sana,” ujar Sahamin.
Perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian (Disnakertrans) serta Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi telah mengunjungi rumah duka.
Mereka memberikan santunan dan pendampingan kepada keluarga sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap warganya yang sedang tertimpa musibah. (*)