Permintaan Buah untuk Sembahyang dan Hampers Meningkat Jelang Imlek di Banyuwangi

pedagang_buah_di_banyuwangi_2025_jelang_imlek.jpg Pedagang Buah dan Hampers di Pasar Terminal Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Sejumlah pedagang buah mengaku mengalami peningkatan penjualan kurang dari sepekan jelang Tahun Baru Imlek 2025. Buah-buah itu dipergunakan warga khususnya komunitas Tionghoa di Banyuwangi untuk keperluan sembahyang maupun hampers (keranjang hias berisikan buah).


Seorang pedagang buah, Isma, di Pasar Terminal Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi mengaku permintaan meningkat jelang perayaan imlek.


"Musim Imlek memang selalu ramai. Biasanya dipergunakan untuk keperluan sembahyang begitupun untuk dibuat hampers atau oleh-oleh kepada sanak familinya," kata Isma, Jumat (24/01/2025).


Isma menyebut paling banyak digemari oleh konsumen jelang Imlek adalah jeruk dan apel. Kedua buah ini laris manis diburu.


Untuk kualitasnya banyak yang memilih buah import yang beragam jenis. Diantaranya, jeruk ponkam, jeruk Dakoppon, jeruk Kimkiet atau jeruk Santang. 



"Untuk harga cukup bervariasi dari yang paling mahal Rp140 Ribu per kilogram. Dan yang paling murah adalah jeruk santang seharga Rp28 Ribu per kilogram," imbuhnya.


Begitupun dengan apel yang banyak diburu kualitasnya yakni jenis import. Menurut Isma disamping rasa, apel kualitas import terlihat lebih gemuk dan cerah. Menambah daya pikat saat dibentuk kedalam keranjang.


"Jeruk dan apel import itu disatukan menjadi hampers kualitas wahid. Meski begitu buah lokal tak kalah saing untuk penjualannya," ungkapnya.


Peningkatan tidak terlalu besar karena penjualan buah cukup bersaing dengan banyaknya muncul toko-toko buah dan supermarket buah. Pembeli banyak pilihan untuk membeli buah ke tempat yang disukai. 


Umumnya lebih cenderung membeli di supermarket daripada di pasar tradisional. Akibatnya peningkatan penjualan tidak terlalu besar dan keuntungan sekedar cukup di saat Imlek.


Hal itu yang dirasakan pedagang buah lainnya, Hartoyo. Agar mampu bersaing, Hartoyo meladeni pembelian dengan model online dengan mengantarkan langsung ke rumah pembeli jika pembeli memesan melalui aplikasi pesan online.


"Melayani pemesanan secara daring juga," ujarnya.


Imlek merupakan masa di mana pedagang buah seperti Hartoyo mengais pundi-pundi rupiah. Meski tak sampai dua kali lipat dari omzet rutin, Hartoyo mengaku bersyukur.


Tingginya permintaan mendorong Hartoyo untuk terus menambah stok buah-buahan di tempatnya. 


“Kami terus menyetok buah-buahan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Permintaan ini diprediksi akan terus berlangsung hingga hari H Imlek. Ini juga menjadi tambahan penghasilan bagi kami para pedagang,” tambahnya. (ep)