
BWI24JAM.CO.ID, Palu - Dalam upayanya untuk memanfaatkan sumber daya kelapa yang melimpah di Sulawesi Tengah, Bambang Sardi, seorang dosen Teknik Kimia di Universitas Tadulako, menciptakan inovasi pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) tanpa pemanasan.
Berbeda dengan metode tradisional yang menggunakan cuka dan pemanasan, Bambang mencoba metode inovatif yakni metode fermentasi anaerob, yang lebih ramah lingkungan dan mampu menghasilkan VCO berkualitas tinggi.
"Ide teknologi ini bermula dari potensi bahan baku kelapa di Sulawesi Tengah, kemudian selama ini dijual langsung tidak ada pengolahan," ujar Bambang Sardi.
Pria berusia 38 tahun ini mengembangkan metode fermentasi tanpa bakteri dan oksigen, yang telah ia uji coba dan bisa memproduksi VCO sejak 2016.
Dengan pendekatan ini, tidak hanya minyak kelapa yang dihasilkan, tetapi juga memanfaatkan seluruh bagian buah kelapa, mulai dari air hingga ampas, sehingga tidak ada limbah yang terbuang sia-sia.
Salah satu kunci kualitas VCO produksi Bambang adalah penggunaan enam lapis kertas saring Whatman No. 40 untuk memastikan kejernihan dan kemurnian minyak.
“Produk ini memiliki kandungan asam laurat yang lebih tinggi, di atas 50 persen” kata Sumarni, dokter spesialis Gizi di RS Universitas Tadulako.
Asam laurat dikenal memiliki manfaat antivirus, antijamur, dan antibakteri, menjadikan VCO ini pilihan kesehatan yang sangat bernilai.
Metode inovatif Bambang ini tidak hanya berdampak positif pada produksi VCO di Sulawesi Tengah tetapi juga memperlihatkan potensi besar untuk memperluas penerapan teknik produksi ramah lingkungan di sektor agrikultur.
Berkat inovasinya, Bambang Sardi meraih apresiasi penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards pada tahun 2017 dalam kategori teknologi. SATU Indonesia Awards tersebut merupakan apresiasi dari PT Astra International Tbk. (rq)
Penulis: Miftahur Rizqi (Riqi)