Briket Sekam Padi, Inovasi Energi Bersih di Desa Kemiri dari Mahasiswa KKN UNTAG Banyuwangi

20250730_175143.jpg Mahasiswa KKN Kelompok 16 UNTAG Banyuwangi di Desa Kemiri (Foto: Istimewa/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 16 Desa Kemiri Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Banyuwangi melaksanakan program sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket sekam padi sebagai energi alternatif ramah lingkungan di Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh pada Rabu, 24 Juli 2025 bertema “Briket Sekam Padi Inovasi Energi Bersih di Desa Kemiri”. 


Kegiatan yang digelar di Tambora ini menyasar kelompok pemuda desa atau yang dikenal dengan sebutan Lare Kemiri (LAKER) sebagai peserta utama. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Untag Banyuwangi, dengan dukungan pemerintah desa dan petani setempat. 


Sebanyak 22 pemuda mengikuti kegiatan ini dengan antusias, karena pelatihan tidak hanya berupa penyuluhan teoritis tetapi juga disertai praktik langsung pembuatan briket dari sekam padi limbah pertanian yang umum dijumpai di desa mereka.


Briket ini dikenalkan sebagai energi alternatif yang bersih, ekonomis, dan ramah lingkungan, sejalan dengan tujuan program Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, yakni poin 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau dan SDGs 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. 


Pelatihan ini merupakan salah satu program kerja utama mahasiswa KKN Untag Banyuwangi di Desa Kemiri, yang bertujuan untuk memberdayakan pemuda desa serta meningkatkan kesadaran terhadap pengelolaan limbah pertanian menjadi sumber energi yang bermanfaat.


Ketua tim pelaksana program, Dyah Fitri Ayu Kusniah, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai bentuk kontribusi mahasiswa terhadap isu lingkungan dan pemberdayaan pemuda desa.


“Kami melihat potensi besar dari limbah pertanian seperti sekam padi. Melalui pelatihan ini, kami ingin membuka wawasan masyarakat, khususnya generasi muda, bahwa limbah pun bisa bernilai guna tinggi jika diolah dengan tepat,” jelas Dyah.


Dalam wawancara terpisah, Kepala Desa Kemiri, Panti Utomo, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN yang telah memberikan solusi inovatif dan edukatif kepada masyarakat.


“Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini. Selain menumbuhkan kesadaran lingkungan, pelatihan ini juga memberikan peluang ekonomi baru bagi warga. Semoga bisa menjadi awal dari gerakan energi mandiri di desa kami dan menjadi program kerja dari mahasiswa UNTAG Banyuwangi yang berkelanjutan,” ujar Utomo.


Ketua LAKER, Rizal, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para pemuda desa.


“Kami jadi tahu apa itu briket dan cara mengolah limbah sekam padi menjadi briket yang bisa digunakan untuk masak dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada arang biasa. Semoga ke depan bisa dikembangkan jadi usaha kecil,” ungkap Rizal.


Dengan terlaksananya program ini, mahasiswa KKN Untag Banyuwangi membuktikan bahwa pendekatan berbasis teknologi tepat guna dan keterlibatan masyarakat secara langsung menjadi kunci utama dalam mendorong pembangunan desa yang berkelanjutan.


Meski belum ada tindak lanjut konkret pasca pelatihan, kegiatan ini membuka ruang dialog baru antara pemuda, petani, dan pemerintah desa dalam memikirkan solusi energi bersih yang aplikatif dan murah.


Dalam sesi praktik, para peserta mempelajari langkah-langkah membuat briket sekam padi secara sederhana namun efektif. Prosesnya dimulai dari:


1. Menyiapkan sekam padi kering, sebagai bahan utama.

2. Membakar sekam padi secara perlahan hingga menjadi arang sekam, bukan abu total.

3. Arang sekam kemudian dianginkan dan didinginkan, lalu dihaluskan menggunakan chopper atau ditumbuk manual.

4. Arang yang sudah halus disaring untuk memperoleh hasil paling lembut.

5. Peserta kemudian membuat larutan perekat dari campuran air dan tepung tapioka, yang dimasak hingga menjadi lem.

6. Arang sekam halus dicampur dengan lem tapioka, lalu diuleni hingga kalis.

7. Adonan kemudian dicetak menggunakan cetakan besi berukuran 3x3 cm dengan tinggi 2-4 cm.

8. Setelah dicetak, briket dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hingga 4 hari, tergantung cuaca. (*)