
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Ratusan warga Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, sejak pagi-pagi buta mendatangi lahan bekas galian C yang kini dijadikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Dalam aksi tersebut, massa yang didominasi oleh emak-emak dan bapak-bapak dari masyarakat sekitar TPA sampah itu menyuarakan penolakan terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah di dekat pemukiman mereka, Jumat (14/7/2023).
Warga Desa Badean menganggap, meskipun lokasi lahan itu masuk Desa Karangbendo atau tepatnya di depan wisata AIL, namun keberadaannya dianggap berdampak merugikan bagi masyarakat Badean.
"Harus ditutup. Kami sebagai warga sini merasakan sendiri. Kayak kemarin itu waktu hujan airnya bau sampah, bau gak enak sampai sekarang ini baunya," ujar salah satu emak-emak yang ikut aksi.
Emak-emak yang turut ambil bagian dalam aksi tersebut mengungkapkan bahwa air di rumahnya yang dekat TPA telah terkontaminasi oleh sampah. Hal ini terbukti dari air sumur yang tercemar dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Keberadaan TPA sampah di sekitar pemukiman mereka dianggap sebagai ancaman serius terhadap kesehatan dan lingkungan mereka.
Warga juga sempat memblokade dengan menutup pintu masuk portal ke dalam lahan bekas tambang galian C yang kini dijadikan TPA sampah tersebut, sehingga truk-truk sampah tidak dapat memasuki area.
Aksi protes warga Desa Badean berlanjut dengan mediasi di Kantor Desa Badean, di mana Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, dan Kepala Desa Badean serta Camat Blimbingsari turut hadir.
"Untuk meredam gejolak masyarakat saat aksi penolakan tadi kami mediasi di sini untuk mencari solusi yang terbaik karena pemerintah juga masih membutuhkan Tempat Pemrosesan Akhir sampah ini," kata Dwi Handayani, kepada BWI24Jam.
Lebih lanjut Kadis Lingkungan Hidup Banyuwangi menuturkan bahwa memang waktu rapat tempo hari saat baru mau membuang sampah di TPA depan Wisata AIL tersebut, pihaknya telah menampung aspirasi masyarakat.
"Waktu itu, ada permintaan-permintaan masyarakat seperti pelatihan-pelatihan, sembako tiap bulan, dari Pemkab itu sudah kami cukupi. Jadi mungkin karena ada trouble banjir ini yang tidak disangka-sangka, seperti itu," pungkasnya. (rq)