Kisah Putri, Ika, dan Dewi: Anak Nelayan Banyuwangi Melawan Stigma Demi Meraih Cita-cita

20240421_104732.jpg Dewi (Kiri), Putri (Tengah), dan Ika (Kanan), (Foto: Ridho Alayka Nashrulloh)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Di tengah gempuran modernisasi, Pulau Santen di Kabupaten Banyuwangi masih menyimpan stigma tentang peran perempuan. Dapur seolah menjadi muara terakhir, membatasi mimpi dan potensi mereka.


Namun, Putri, Ika, dan Dewi menentang stigma itu. Ketiga perempuan tangguh ini membuktikan bahwa perempuan berhak meraih cita-cita, melampaui batas dapur, dan berkontribusi bagi kemajuan.


Kisah mereka bermula dari kelompok belajar Pepusan (Pelajar Pulau Santen) yang didirikan pada Oktober 2016. Pepusan menjadi oase pengetahuan, membuka mata mereka tentang pentingnya pendidikan dan karir. Terinspirasi oleh Pepusan, Putri, Ika, dan Dewi bertekad untuk melanjutkan pendidikan dan meraih mimpi mereka.


Perjalanan mereka tak mudah. Stigma dan keraguan mewarnai langkah mereka. Tapi, tekad mereka tak tergoyahkan. "Jika dulu saya tidak belajar di Pepusan, mungkin kali ini saya hanya lulus sekolah dan akan menikah," ungkap Putri.


Putri, Ika, dan Dewi memiliki kegigihan yang luar biasa. Mereka membuktikan bahwa perempuan tak kalah mampu. Putri kini menjadi mahasiswi Ekonomi, Ika menimba ilmu di jurusan Fisip, dan Dewi sukses sebagai Quality Control di sebuah perusahaan.


Mereka tak hanya meraih mimpi, tapi juga mematahkan stigma. "Dengan cara saya melihat dunia luar yang memberikan kebebasan perempuan untuk mengakses pendidikan, bukan berarti kelak saya akan meninggalkan tempat kelahiranku ini, tapi saya ingin membuktikan bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama untuk mengakses dunia pendidikan," ujar Ika.


Meskipun Pulau Santen terikat pada budaya ketimuran, di mana istri harus taat kepada suami, Putri, Ika, dan Dewi menunjukkan bahwa karir dan pendidikan tinggi tak menghalangi mereka untuk menjadi ibu yang cerdas dan mampu menghidupi keluarga.


"Kuliah, mengejar karir yang tinggi bukan berarti saya tidak mau menjadi ibu, setidaknya saya itu tidak mau menjadi ibu yang tidak cerdas untuk anak-anak saya nanti," ujar Ika.


Kisah Putri, Ika, dan Dewi adalah inspirasi bagi perempuan di Pulau Santen dan sekitarnya. Mereka menunjukkan bahwa perempuan berhak meraih mimpi, tak terikat pada stigma dapur, dan mampu berkontribusi bagi kemajuan. Kegigihan dan tekad mereka menjadi pelita yang menerangi jalan bagi perempuan lain untuk meraih cita-cita. (ra)