
Dengan mengusung tema “Pendampingan Kemandirian Ekonomi Desa Melalui Legalitas, Sertifikasi Halal, Digitalisasi, dan Branding UMKM,” kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menjawab tantangan ekonomi desa masyarakat di era digital. Kegiatan ini diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan UMKM lokal.
Hasilnya, ditemukan bahwa sebagian besar pelaku usaha belum memiliki legalitas resmi, belum memahami pemasaran digital, serta belum memiliki branding yang kuat. Berdasarkan temuan tersebut, tim KKN menyusun pendekatan terpadu dalam lima tahap: legalisasi usaha melalui OSS, pendampingan sertifikasi halal, digitalisasi lokasi usaha, penguatan branding, serta evaluasi program.
Sebanyak 4 pelaku UMKM berhasil mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui bimbingan langsung dari tim KKN. Langkah ini memberikan akses formal terhadap program pelatihan pemerintah dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
.png)
Enam pelaku UMKM dibantu dalam proses pengajuan sertifikasi halal, mulai dari pengumpulan dokumen hingga koordinasi dengan lembaga terkait. Hal ini menjadi invasi penting dalam menjamin kehalalan dan kualitas produk yang dihasilkan.
Dengan dukungan aplikasi seperti Google Maps, tim KKN memetakan lokasi usaha sembilan pelaku UMKM ke dalam sistem digital. Pemetaan ini memperkuat visibilitas, mempermudah konsumen menemukan lokasi produksi, serta membuka peluang kerja sama dengan mitra dagang.
Sebanyak enam pelaku UMKM menerima pendampingan desain logo, spanduk promosi, dan stiker kemasan. Branding ini disesuaikan dengan karakter produk lokal sehingga tampilan lebih profesional dan menarik, serta mampu meningkatkan nilai jual produk di pasar yang kompetitif.
.png)
Kegiatan ini membuktikan
bahwa mahasiswa bukan hanya agen perubahan di lingkungan akademik, tetapi juga
motor penggerak pembangunan berbasis masyarakat. Melalui pendekatan deskriptif
kualitatif, tim KKN berhasil menggali potensi lokal dan mengubahnya menjadi
kekuatan ekonomi berkelanjutan.
"Program ini menjadi
pengalaman transformasional, bukan hanya bagi masyarakat, tapi juga bagi kami
sebagai mahasiswa," ujar Abdul Rosyidi selaku ketua KKN Kelompok 11, salah
satu anggota tim. "Melihat pelaku UMKM lebih percaya diri dan produknya
naik kelas adalah kepuasan tersendiri."
KKN Kelompok 11 Untag
Banyuwangi berharap, hasil pendampingan ini dapat menjadi pondasi jangka
panjang bagi kemajuan UMKM di Desa Gitik. Dukungan berkelanjutan dari
pemerintah desa dan lembaga terkait sangat dibutuhkan agar transformasi yang
telah dimulai dapat berkembang secara optimal. (*)