
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Setiap daerah memiliki tradisi unik dalam merayakan Idul Fitri, dan di Banyuwangi, ada satu kebiasaan khas yang tetap lestari di tengah perkembangan zaman, yakni Lebaran Kuburan. Tradisi ini menjadi momen penting bagi warga Desa Bunder, Kecamatan Kabat, yang secara turun-temurun selalu melaksanakan ziarah ke makam keluarga mereka pada hari kedua Lebaran atau 2 Syawal.
Tahun ini, pada Selasa (01/04/2025) pagi, warga Desa Bunder kembali menjalankan tradisi tersebut dengan penuh kekhidmatan. Sejak pagi, pemuda setempat sudah mulai menyalakan mercon, menandakan semaraknya suasana Idul Fitri yang masih terasa. Setelahnya, mereka bersama-sama membawa makanan dan tikar menuju area pemakaman untuk berdoa dan mengenang para leluhur.
Namun, Lebaran Kuburan bukan sekadar ziarah biasa. Lebih dari itu, tradisi ini menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga. Selesai berdoa, mereka duduk bersama menikmati hidangan yang dibawa dari rumah. Sajian khas Banyuwangi seperti pecel pitik—ayam kampung yang dibumbui kelapa parut berbumbu rempah—menjadi menu dalam tiap tradisi.
Bagi masyarakat Desa Bunder, tradisi ini bukan hanya tentang mengenang keluarga yang telah berpulang, tetapi juga bentuk nyata rasa syukur dan kebersamaan.
Tradisi Lebaran Kuburan mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Bunder: menghormati leluhur, menjaga kebersamaan, serta memperkuat ikatan sosial. Di tengah modernisasi, tradisi ini tetap lestari, menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Banyuwangi yang kaya akan kearifan lokal.
Sebagai warisan budaya yang terus dilestarikan, Lebaran Kuburan membuktikan bahwa Idul Fitri bukan hanya tentang kebahagiaan di dunia, tetapi juga tentang mengenang dan mendoakan mereka yang telah pergi lebih dahulu. (rq)