Lebaran Masyarakat Osing Banyuwangi Gelar Tradisi Barong Ider Bumi

20230424_061531.jpg Tradisi Barong Ider Bumi Kemiren Tahun 2023

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Lebaran hari kedua atau setiap tanggal 2 Syawal, masyarakat suku Osing di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi menggelar tradisi Barong Ider Bumi. Tahun 1444 Hijriah ini diadakan pada hari Minggu (23/4/2023).


Barong Ider Bumi adalah upacara adat Suku Osing, suku asli Banyuwangi, yang dilaksanakan setiap hari kedua bulan Syawal sesuai penanggalan Islam. Atraksi budaya ini digelar di Desa Kemiren, sebuah desa adat yang menjadi basis Suku Osing.


Dilansir dari laman Pemkab Banyuwangi, Barong adalah semacam kostum dengan topeng dan pernak-pernik sebagai penggambaran hewan yang menakutkan.


Dalam mitologi masyarakat Osing dipercaya sebagai lambang kebaikan yang mempunyai kemampuan untuk mengusir roh-roh jahat. Masyarakat Suku Osing percaya dengan melakukan Barong Ider Bumi, kehidupan setahun mendatang akan membahagiakan.


Di hari kedua Lebaran tahun ini, dimulai pukul 10:00 WIB untuk pra acara kemudian barong diarak mulai pukul 15:00 WIB. Seluruh warga Kemiren keluar rumah mengarak barong Osing yang diawali dari pusaran atau gerbang masuk desa ke arah barat menuju tempat mangku barong sejauh dua kilometer.


Selama diarak warga, barong-barong tersebut juga diikuti para sesepuh desa yang berjalan beriringan sambil membawa dupa dan melafalkan doa-doa untuk keselamatan seluruh warga. Tak lupa, tabuhan musik khas Osing juga mengiringi. Sangat meriah namun tetap sakral.


Menurut sesepuh adat Desa Kemiren, upacara adat leluhur ini digelar sebagai bentuk syukur pada Yang Kuasa atas karunia-Nya yang telah memberikan ketenteraman dan kemakmuran kepada warga desa. Tradisi ini juga dipercaya dapat menghilangkan bala bencana.


Hadir dalam acara tradisi tersebut, Wakil Bupati Banyuwangi H. Sugirah yang datang untuk mewakili Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Pakde Sugirah sapaan akrabnya mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bagian dari upaya pelestarian adat.


"Kemiren sudah lama menjadi jantung budaya Banyuwangi. Ke depan, kiranya ini tetap dilestarikan oleh generasi muda sehingga budaya dan adat istiadat Osing tetap lestari," ucapnya.


"Ini merupakan kewajiban kami untuk melestarikan budaya leluhur, dan juga upaya peningkatan ekonomi bagi masyarakat," imbuhnya.


Setelah diarak sejauh dua kilometer, para Barong digiring kembali ke pusaran untuk selamatan bersama. Nah di sinilah puncak acaranya, yakni selamatan dengan menggunakan tumpeng pecel pitik.


Pecel pitik ialah kuliner khas Banyuwangi berupa ayam kampung yang dibakar dengan ditaburi kelapa, sebagai wujud rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keberkahan. (rq)