
BWI24JAM, Banyuwangi - Konflik antar pengemudi angkutan online dan offline (konvensional) di Banyuwangi beberapa waktu lalu hingga kini belum menemui titik terang. Upaya mediasi sebenarnya sudah dilakukan kedua pihak namun hingga saat ini belum ada putusan mengenai aturan yang ditetapkan.
Puncaknya, para pengemudi angkutan online menggelar Festival Sewu Driver online di depan Kantor Bupati Banyuwangi, Rabu (22/2/2023).
Koordintor Lapangan Aksi ASLI, Yudha Okta Mahendra mengatakan, pengemudi angkutan online yang tergabung dalam Asosiasi Lintas Komunkasi Banyuwangi (ASLI) menyampaikan beberapa tuntutan salah satunya segera diterbitkan Perbub atau Perda.
“Selama menunggu diterbitkannya Perhub/Perda, teman-teman meminta pembebasan zona merah utamanya di Pelabuhan Ketapang,” katanya.
Memang selama ini, titik krusial penjempuatan penumpang di Banyuwangi seringkali menjadi lokasi gesekan antara pengemudi angkutan online dan offline.
“Selain itu kami para pengemudi angkutan online juga meminta kesejahteraan melalui kolaborasi dengan dinas terkait untuk turut memajukan pariwisata di Banyuwangi,” tambah Yudha.
Aksi yang mulanya berjalan kondusif sempat ricuh lantaran permintaan untuk bertemu dengan Bupati Banyuwangi tidak terwujud.
“Namun akhirnya perwakilan dari pemerintah daerah mau menemui para pengemudi angkutan online,” ungkap Yudha.
Pada pertemuan tersebut, perwakilan pengemudi angkutan online ditemui oleh beberapa pihak terkait di antaranya Dinas Perhubungan Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur serta perwakilan pemerintah daerah.
“Pemerintah daerah menjanjikan waktu kurang lebih 1 Minggu untuk membuat kesepakatan yang diharapkan nantinya memberikan kenyamanan bersama dalam bekerja,” jelas Yudha.
Sementara itu penasehat hukum ASLI Nur Abidin menambahkan bahwa driver online bekerja sesuai dengan aturan yang ada yaitu Permenhub No.118 Tahun 2018.
“Yang mana dalam peraturan itu dijelaskan yang pokok intinya tidak ada batasan sama sekali, entah itu di Bandara maupun di wilayah Ketapang," jelas Abi sapaan akrab Nur Abidin.
Namun hal ini tidak sesuai dengan kondisi di lapangan yang seringkali pengemudi angkutan online mengalami gesekan dengan pengemudi angkutan offline.
“Meski sudah sering dimediasi, tetap saja tidak menemui titik temu lagi,” pungkasnya.(byn)