
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Menghabiskan kurang dari separuh Ramadan sayang jika tak berkunjung ke Masjid Sidrotul Muntaha atau pamor disebut Masjid Bawah Tanah. Keunikan dan kesejukan yang ditawarkan cocok untuk ngunduh berkah Ramadan lewat jalur beriktikaf.
Masjid Sidrotul Muntaha yang dibangun sejak tahun 2018 ini diakui pengunjungnya sering meninggalkan kesan unik. Nampak sederhana dari luar namun ketika kaki menginjakkan ke ruang utama langsung disuguhkan hawa sejuk dan tenang.
"Hawa sejuk dan ketenangan ini yang tentunya berkesan. Baru pertama kali datang menjawab rasa penasaran yang saya dengar dari kawan dan kabar daring," kata Sertu Abdul Jamil, anggota Koramil Glenmore asal Jember kepada BWI24Jam, Kamis (20/03/2025)
Suara gemericik air mengalir dari pancuran tempat wudhu turut menyumbang kesan estetis masjid yang terletak di depan Kantor Pos Glenmore, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi ini. Ditambah gaung lafaz Allah dan adzan dikumandangkan bilal menggetarkan hati saat duduk bersila.
Uniknya, sebelum tenar dengan sebutan Masjid Bawah Tanah, dulunya masjid ini dikira masyarakat setempat dibangun untuk pembuatan pusat perbelanjaan (mall). Sehingga banyak masyarakat tak mengira jika aktivitas pertukangan selama 2018 itu ternyata membangun rumah Allah dibawah tanah.
Masjid ini dibangun dengan dana pribadi. Disokong bersama oleh keluarga besar H Muhammad Ali Purwanto. Masjid yang dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi itu memang berada di bawah tanah dengan kedalaman 5 meter.
Ketua takmir sekaligus imam Masjid Sidrotul Muntaha, Muhammad Taufan mengatakan, jika pembangunan masjid ini terilhami dari banyaknya anggota keluarga H. Muhammad Ali Purwanto yang meninggal dunia.
Taufan menambahkan, dari ilham tersebut tersebut memiliki filosofi yang cukup mendalam. Ia menyebut bahwasanya manusia hidup nantinya akan kembali ke dalam tanah dan berpulang kepada Allah.
"Pembangunan Masjid ini dulunya terinspirasi dari banyaknya anggota keluarga H. Muhammad Ali Purwanto yang meninggal dunia, dari peristiwa tersebut keluarga besar terketuk bahwa nanti manusia hidup akan kembali ke dalam tanah,'' kata Taufan.
Total anggaran untuk membangun masjid ini terbilang cukup besar. Nyaris menyentuh angka Rp57 miliar. Tak ada campur tangan arsitek dari awal hingga pembangunan tuntas dilakukan tahun 2021.
Semuanya, lanjut Taufan, dibangun mengalir begitu saja. Mengandalkan tukang dan kuli dari masyarakat lokal.
"Mengalir begitu saja dan tidak menggunakan jasa arsitek. Menggunakan tenaga tukang dan kuli lokal," ujar Taufan.
Selain suguhan hawa sejuk ada pengunjung bisa menikmati sumber air barokah yang dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit. Sumber mata air terletak dekat pengimaman itu bisa diambil langsung.
Keberadaan munculnya sumber air di masjid tersebut yang dinilai memberi manfaat kesehatan dan melimpah keberkahan. Air itu muncul sejak berdirinya masjid.
Air tersebut telah menyerap sari doa dan lafaz Al-Quran sehingga membawa berkah bagi siapa saja yang mengkonsumsinya.
"Air barokah gratis, air itu mendapat doa dan lantunan ayat suci Al-Quran dari jamaah, yang bagi siapa saja yang percaya akan membawa berkah,” tambah Taufan.
Semenjak tenar, pengunjung masjid Sidrotul Muntaha berasal dari berbagai daerah bahkan sampai ke negeri Jiran Malaysia. Taufan mengungkap jika peziarah asal Malaysia itu sengaja datang untuk berkunjung ke masjid ini.
"Yang dari Malaysia itu memang sengaja datang kesini. Datang ke Indonesia untuk bisa berkunjung ke Masjid Bawah Tanah," kata dia.
Selama Ramadan kegiatan keagamaan bertambah di masjid ini. Mulai dari pembacaan salawat, deres Al-Qur'an sampai santunan anak yatim dan pembagian takjil berbuka.
Saat salat tarawih didatangkan langsung imam masjid dari Palestina. Tradisi menghadikan imam dari luar negeri itu berlangsung sejak Ramadan tahun lalu. (ep)