
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Tradisi tahunan Petik Laut di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kembali digelar dengan semarak. Dimulai sejak 29 Juni, rangkaian kegiatan ditutup dengan prosesi puncak berupa kirab perahu gitik dan pelarungan sesaji ke laut pada Kamis (10/07/2025) kemarin.
Tradisi yang sudah berusia lebih dari satu abad ini merupakan bentuk syukur masyarakat nelayan atas hasil tangkapan laut yang melimpah. Digelar tiap bulan Suro atau Muharram dalam kalender Hijriah.
Anggota Komisi II DPRD Banyuwangi dari Fraksi PDI Perjuangan, Hj. Desi Prakasiwi, secara resmi melepas kirab budaya tersebut dari halaman Koramil Muncar.
Kirab mengusung perahu gitik yang merupakan replika perahu slerek sepanjang 4 meter. Membawa sesaji berupa hasil bumi, bunga, dan kepala kambing kendit berkail emas. Replika tersebut menjadi simbol pelarungan.
Sejak pagi, masyarakat telah memadati jalur kirab yang membentang dari Koramil Muncar – Pasar Muncar – Tikungan Brak – hingga Pelabuhan Muncar. Peserta kirab tampil dengan busana adat dan kostum maritim. Deretan kendaraan hias, alunan musik, dan drum band pelajar menambah meriah suasana.
Desi, yang juga warga Desa Tembokrejo Muncar, turut berjalan dalam kirab dan menyapa ribuan warga yang antusias menyambut di pinggir jalan. Di Pelabuhan Muncar, Desi juga menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba mancing dan kompetisi miniatur perahu yang digelar dalam rangkaian tradisi tahun ini.
“Tradisi Petik Laut ini warisan budaya yang luar biasa. Maka harus kita jaga dan lestarikan bersama, ini bukti betapa kuatnya akar budaya ini di tengah masyarakat Muncar,” ujar Desi.
Sebagai anggota DPRD, Desi menilai bahwa Petik Laut bukan hanya tradisi budaya, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai magnet pariwisata yang dapat mendongkrak perekonomian lokal.
“Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga aset budaya yang bernilai ekonomi. Jika dikemas dengan baik, Petik Laut bisa menjadi daya tarik wisata unggulan di Banyuwangi, terutama wisata bahari dan budaya,” jelasnya.
Desi menambahkan, perlu sinergi antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat untuk mengembangkan potensi ini secara berkelanjutan. Ia berharap generasi muda dapat terlibat aktif dalam menjaga dan mengembangkan tradisi ini agar tidak tergerus zaman. (*)