
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Berkisah tentang keseharian petani suku Osing, Sanggar Jiwa Etnik Blambangan (JEB) menggelar pertunjukan drama musikalisasi Angklung Paglak dengan tajuk “Paglak Menyingsing, Senja Berkisah” yang berlokasi di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Singojuruh pada Sabtu, (31/05/2025) pukul 19.00–22.00 WIB.
Kegiatan yang didukung oleh Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui program dokumentasi karya dan pengetahuan Maestro ini merupakan acara puncak dari sarasehan budaya “Membaca Tohan: Maestro Angklung Paglak Banyuwangi” yang telah digelar pada tanggal 8 Februari lalu.
Dalam acara ini, Mbah Tohan yang dikenal sebagai maestro angklung paglak Banyuwangi menyampaikan pesan menyentuh kepada generasi muda agar terus melestarikan kesenian Banyuwangi.
“Semua harus melestarikan kesenian Banyuwangi. Hal ini harus didasari dari anak-anak muda itu sendiri supaya kesenian yang ada di Banyuwangi tetap lestari,” ujar Mbah Tohan yang kini berusia 74 tahun.
Tidak hanya pertunjukan tari dan drama musikal, pagelaran ini juga sekaligus menampilkan film dokumenter rekonstruksi yang diproduksi oleh sanggar JEB. Film ini berkisah tentang perjalanan Mbah Tohan dalam merawat, dan meneruskan warisan musik leluhur.
Pagelaran ini mendapat antusias, dan sambutan hangat dari masyarakat lokal hingga mancanegara yang ikut serta memadati area RTH Singojuruh untuk menikmati alunan khas Angklung Paglak yang dipadukan dengan narasi kebudayaan serta nilai lokal yang kuat dalam pertunjukan dramanya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya tidak hanya tentang menjaga warisan, tetapi juga cara menumbuhkan kecintaan kepada budaya melalui semangat generasi muda. (*)