Polisi Genteng Goes To School, Kampanyekan Anti Bullying kepada Anak

6jbsuib.jpg Polisi Genteng Goes To School, Kampanyekan Anti Bullying kepada Anak (Foto: Istimewa/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Kasus bullying jadi atensi khusus jajaran Kepolisian Sektor Genteng, Banyuwangi. Melalui program Police Goes to School, polisi Genteng mengkampanyekan gerakan anti bullying kepada pelajar.


Seperti yang dilakukan Kanit Reskrim Polsek Genteng Ipda Sujarwadi saat mendatangi SD Tabita Puri di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Senin (22/09/2025). Ia menyampaikan pentingnya menciptakan suasana lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan tenteram dan bebas dari aksi perundungan.


Ia mengatakan perundungan tak hanya sebatas saling ejek namun juga dalam bentuk kekerasan verbal dan fisik. Jika terus dilakukan maka bisa berdampak panjang pada masa depan korban itu sendiri.


"Sudah tentu seluruh elemen dalam sekolah baik guru maupun siswa bisa menjadi agen anti bullying. Mencegah sedini mungkin supaya anak lebih memahami bahaya dari bullying itu sendiri," kata Sujarwadi, Selasa (23/9/2025).


Bahkan, kata dia, bentuk perundungan saat ini tak hanya sekadar fisik maupun verbal semata. Akan tetapi sudah masuk dalam cakupan yang lebih luas melalui dunia Maya.


Menurutnya perundungan dalam bentuk ini sulit dideteksi dan bisa berdampak luas. Untuk itu ia mengajak siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan tidak menjadi aktor, korban, maupun pembiar terhadap aksi perundungan.


"Tentunya metode sosialisasi yang dipakai menyesuaikan dengan tingkatan usia pada anak itu sendiri. Serta tetap melibatkan peran guru maupun orang tua siswa aktif memberikan edukasi akan bahaya bullying," tambahnya.


Untuk itu, lanjut Sujarwadi, pihaknya mengajak sis a lebih bijak menggunakan media sosial. Sujarwadi meminta siswa berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi agar tidak terjebak hoaks atau konten negatif.


Ia menekankan, media sosial sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal produktif. Dan bisa menjadi sarana tambahan mengkampanyekan anti perundungan.


“Gunakan medsos untuk belajar, berkarya, dan membangun pertemanan yang sehat. Jangan malah dipakai untuk menyebar kebencian,” tegasnya. (ep)