
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Mendiang Ponisin sempat berkirim pesan WhatsApp (WA) sebelum insiden peluru nyasar mengenai matanya di lapangan Sawunggaling, Dusun Terongan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jumat (28/02/2025). Pesan berbalas itu dikirimkan putra sulungnya usai menerima pesanan kopi sangrai dari pelanggan.
Adam Novalindo (19), putra sulung Ponisin mengungkap dua jam sebelum ayahnya tertembak, ia sempat berbalas pesan di WhatsApp dengan ayahnya. Saat itu dirinya menyampaikan adanya pesanan kopi dari salah satu pelanggan.
"Saya bilang via WA kalau ada pesanan kopi kepada bapak dari salah satu pelanggan. Pas itu saya kebetulan sedang di rumah teman," ujar Adam saat ditemui di rumah duka, Senin (03/03/2025).
Siapa sangka pesan berbalas antara Ponisin dengan putra sulungnya itu adalah yang terakhir. Ponisin tersungkur setelah terkena peluru nyasar ketika berlatih bola.
Kabar tertembaknya sang Ayah jadi pukulan telak bagi Adam dan keluarga. Tak disangka baru dua jam ia berbalas pesan, Adam mendapat kabar ayahnya tak sadarkan diri terbaring lemah di Puskesmas Kalibaru Kulon.
"Dikabari dari teman bapak yang mengabarkan kepada ibu bahwa ayah terkena tembakan. Saat di puskesmas ayah kondisinya sudah lemah. Setelah itu dirujuk ke RS Bhakti Husada Krikilan," tuturnya.
Dari keterangan dokter yang diterima, lanjut Adam, peluru yang mengenai mata ayahnya tembus hingga ke batang otak. Sebab itu ayahnya sempat kritis dan dirawat di intensive care unit (ICU).
Pada Minggu siang, sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya. Adam tak kuasa membendung air mata.
Tak ada firasat apapun sebelum ayahnya meninggal. Hanya saja dirinya berkeinginan pulang saat libur semester lebih cepat.
"Gak tau kok feeling-nya pengen cepet pulang. Bisanya jarang pulang meskipun libur semester," ungkapnya.
Mendiang Ponisin meninggalkan seorang istri dan dua orang anak salah satunya Adam yang masih duduk di bangku kuliah. Sementara adiknya masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar (SD).
Ponisin dalam kesehariannya memiliki usaha servis elektronik dan sangrai kopi. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif dalam urusan sepakbola.
Semasa hidup, Ponisin merupakan leader (ketua) dari klub kampung bernama Gaskal United 1995. Senioritas dan pengalaman menjadikan Ponisin sosok disegani sesama pemain.
Pemilik senapan angin sudah diamankan polisi. Kasus ini sedang ditanganinya Satreskrim Polresta Banyuwangi.
Menurut pengakuan pelaku senapan itu digunakan untuk menembak tupai yang hinggap di tembok rumahnya. Akan tetapi tembakannya meleset dan mengenai tepat di mata korban.
"Berdasarkan pengakuan pelaku, tembakan yang diarahkan ke tupai itu meleset. Ia (pelaku) tak mengetahui jika arah tembakannya itu mengenai mata korban," ujar Kapolsek Kalibaru AKP Achmad Junaidi.
"Pelaku langsung kami amankan setelah ia mengakui pemilik dari senapan angin yang diduga mengenai mata korban. Kasus ini sudah kami limpahkan ke Satreskrim Polresta Banyuwangi," tambahnya. (ep)