Tenaga Ahli Kemenkeu RI Ajak Masyarakat Banyuwangi Kurangi Sampah Plastik saat Kurban

20230630_0142351.jpg Tenaga Ahli Pengkaji Kementerian Keuangan Agung Kuswandono Beri Daging Kurban Kepada Mbah Alipah

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Sampah plastik sudah menjadi permasalahan Indonesia pada saat ini. Di tahun 2019,menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan, Indonesia berada di urutan nomor dua penyumbang sampah plastik dunia. 


Atas dasar itu, Tenaga Ahli Pengkaji Kementrian Keuangan, Agung Kuswandono membawa komitmen mengurangi penggunaan plastik saat merayakan Idul Adha 1444H/2023M di Banyuwangi.


Mudik Hari Raya Idul Adha ke kampung halamannya dimanfaatkan oleh Agung untuk mengajak masyarakat dalam rangka mengurangi sampah plastik.


Dengan memberi tauladan berupa contoh nyata saat melangsungkan kurban seekor sapi yang disembelih dan dibagikan di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Banyuwangi.


Komitmen pria kelahiran 56 tahun lalu ini untuk mengurangi penggunaan plastik saat merayakan Idul Adha sangat menginspirasi. Pada Idul Adha kali ini, tidak hanya melakukan ibadah semata tapi juga dimanfaatkan untuk mengajak warga mengurangi sampah plastik.


Bukan memakai plastik untuk membungkus daging kurban, melainkan dengan menggunakan wadah anyaman bambu, yang dialasi daun jati. 


Wadah ramah lingkungan berisi daging itu berjejer rapi untuk dibagikan kepada warga yang kurang mampu, yatim piatu, fakir miskin serta kaum duafa di sekitar tempat tinggalnya. 


“Kami edukasi, saat sebagian besar masyarakat masih memilih menggunakan plastik kresek sebagai tampat menaruh daging kurban dapat diganti dengan wadah anyaman bambu," kata Agung Kuswandono.


“Banyak alternatif pengganti plastik kresek atau plastik sekali pakai, salah satunya bongsang atau keranjang dari anyaman bambu ini,” lanjutnya. 


Agung menjelaskan, kantong plastik merupakan jenis sampah yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai secara alamiah.


Selain itu, kantong plastik kresek hitam merupakan hasil dari proses daur ulang plastik bekas pakai yang mengandung zat karsinogen dan berbahaya bagi kesehatan.


"Dalam proses pembuatannya juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahayanya bagi kesehatan dan kita juga tidak bisa mengetahui penggunaan plastik hitam itu sebelum didaur ulang," tutur Agung


Terkait dengan pendistribusian tersebut, Ny Yani Agung, mengingatkan agar kemasan daging dikemas menggunakan bahan yang ramah lingkungan.


"Saya menghimbau agar kemasan pendistribusian tidak menggunakan kantong plastik atau kresek, tapi menggunakan besek atau kemasan dari anyaman bambu agar bisa dihancurkan,” ujar Yani. 


Yani Agung berharap momentum Idul Adha 2023 jangan sampai memberikan dampak negatif pada lingkungan berupa sampah plastik yang tidak bisa diurai.


"Kita berharap, hasil dari pembagian daging ini harus aman untuk lingkungan, sehingga mudah didaur ulang," ucapnya. 


"Banyak alternatif lain, salah satunya besek. Untuk bahan lain juga kita bisa pakai kantong plastik yang mudah terurai, terbuat dari bahan organik juga," imbuhnya.


Agung Kuswandono menegaskan kalau plastik kresek dapat diganti dengan wadah anyaman bambu. “Plastik bisa diganti besek (wadah) anyaman bambu dan dialasi daun jati. Bentuknya lebih manis dan berkelas, yang paling penting, tentunya lebih ramah lingkungan,” jelasnya. 


Lebih lanjut, Agung menambahkan bahwa penggunaan anyaman bambu dengan daun jati lebih aman karena menggunakan bahan alami. 


"Tentu terjamin (kualitasnya). Bahan yang dipakai alami, langsung dari alam. Ada yang bilang kalau daging dibungkus daun jati rasanya akan lebih enak dan empuk,” cetus Agung.


Ini memberdayakan perajin anyaman bambu juga memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Anyamannya buatan pengrajin lokal di Dusun Papring, Kalipuro, Banyuwangi.


Menurut Agung Indonesia sudah darurat sampah plastik. Plastik sekali pakai seperti kantong kresek hanya akan menjadi sampah yang susah diurai secara alamiah.


Komitmen pengurangan pemakaian plastik harus terus dilakukan, tidak hanya untuk mencapai target Indonesia bebas sampah plastik, melainkan harus menjadi perilaku sehari-hari.


“Mari kita bersama-sama mengurangi penggunaan plastik. Mari kita mulai dari diri sendiri!" ajak Agung yang dalam beberapa tahun terakhir ini konsisten memakai tas anyaman bambu sebagai wadah daging kurban.


“Tas anyaman bambu dialasi daun jati ini bukanlah kemasan sekali pakai. Tas ini cukup kuat untuk dimanfaatkan ulang sebagai kemasan bumbu dapur atau keperluan lain misalnya. Anyaman bambu dibentuk sedemikian rupa mirip tas, sehingga gampang dibawa. Bawa banyak pun tidak repot menentengnya," sambungnya.


Agung turut membantu membagikan daging kurban kepada warga di sekitar Lingkungan Cungking Banyuwangi. “Ini isinya daging ya bu, bukan tape,” kelakar Agung kepada penerima daging hewan kurban.


Hal ini merupakan bentuk ajakan kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar setiap individu bisa bergerak bersama untuk lebih peduli mengurangi produksi sampah dan mengelola sampah harian. 


Sementara itu, Mbah Alipah (82) warga sekitar mengaku senang mendapatkan daging kurban dari Agung. Sehari sebelumnya dirinya mendapatkan jatah kupon antrean.




Terkait wadah besek untuk daging kurban, Mbah Alipah menyebutnya sebagai sesuatu yang unik. Sebab baru pertama kali dirinya mendapatkan daging kurban yang dibungkus dengan tas anyaman bambu. (rq)