Wahid Foundation dan UIMSYA Bangun Sinergi melalui Deklarasi Desa Damai di Banyuwangi

20240522_221758.jpg Deklarasi Desa Damai di Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi oleh Wahid Foundation (Foto: Brian/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Satu lagi Desa di Banyuwangi yang secara resmi mendeklarasikan diri sebagai Desa Damai bagian dari upaya memperkuat komitmen untuk mewujudkan kehidupan damai di masyarakat, serta mendorong peran dan partisipasi perempuan dalam perdamaian.


Bertempat di Balai Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, agenda deklarasi diawali dengan pembacaan ikrar Desa Damai oleh perwakilan perempuan Desa Barurejo, Rabu (22/05/2024). 


Deklarasi yang merupakan langkah awal dari dimulainya program pemberdayaan masyarakat oleh Wahid Foundation, dengan dukungan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia ini dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Direktur Wahid Foundation, JTI Indonesia, Kepala Desa Barurejo, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.


Berikut juga penandatanganan kerjasama antara Wahid Foundation dengan Universitas KH. Mukhtar Syafa’at (UIMSYA). 


Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid mengatakan, program Desa Damai Barurejo hasil kolaborasi Wahid Foundation dan JTI serta sinergi dengan UIMSYA ini memiliki peran penting dalam pelestarian nilai-nilai multikulturalisme. 


"Desa Damai Barurejo merupakan desa ke-24 yang telah menyatakan deklarasi sebagai Desa Damai Wahid Foundation. Deklarasi merupakan simbol komitmen bersama–sama untuk membuat perubahan menjadi masyarakat yang saling menghargai, saling mendukung dan menghormati hak–hak masing–masing secara setara,” tutur Yenny Wahid, Rabu (22/05/2024). 


Desa Damai, lanjut Yenny, berfokus mendorong adanya partisipasi perempuan yang aktif, penguatan perdamaian di masyarakat, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan memastikan lingkungan yang bekelanjutan.


“Program ini dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi dan sosial, khususnya kepada kaum perempuan, agar mampu meningkatkan perannya di dalam masyarakat, serta menjadi penggerak di dalam lingkungan keluarga ataupun sekitarnya,” lanjutnya. 


Sebagai bagian dari pendampingan, Rektor Universitas KH Mukhtar Syafat Blokagung, Dr. KH. Ahmad Munib Syafaat mengungkapkan kerja sama yang disepakati dengan Wahid Foundation ini harus dilakukan secara kolaboratif untuk berhasil menumbuhkan desa damai.  


“Sebagai bagian dari civitas akademika saya dan UIMSYA Banyuwangi merasa terpanggil untuk turut serta mendampingi masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi, tentu saja pendampingan nanti kami akan melanjutkan apa yang sudah Wahid Foundation mulai dengan Desa Barurejo untuk pendampingan yang lebih berkelanjutan," ungkapnya. 


Sebagai pemangku kebijakan, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melalui Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana, Henik Setyorini mendukung penuh program yang diamanahkan kepada Desa Barurejo. 


"Melalui program ini, menjadi langkah penting bagi Kabupaten Banyuwangi untuk menciptakan sebuah lingkungan inklusif sekaligus mewujudkan masyarakat yang berdaya, di mana perempuan menjadi aktor utamanya," ujar Henik. 


Program yang akan dilaksanakan di Desa Barurejo ini, menjadi harapan Direktur People and Culture JTI Indonesia, Yudi Rizkiadi untuk dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat setempat, terlebih program serupa telah berjalan di dua wilayah Banyuwangi, Desa Grajagan dan Bangsring. 


Sementara itu, Kepala Desa Barurejo, Ahmad Zaenuri sebagai pemangku wilayah menyambut baik program yang dilimpahkan di desanya. Menengok latar belakang warganya yang beragam, dirinya yakin program ini dapat memperkuat persatuan hingga peningkatan ekonomi. 


Hal itu terlihat dari kekompakan perwakilan perempuan yang turut mengadakan bazar UMKM yang tentunya berpotensi untuk menggenjot perekonomian warga. 


"Kami percaya bahwa komitmen yang dilakukan secara berkelanjutan di beberapa wilayah ini akan mampu memperkuat pilar-pilar utama di masyarakat, seperti tolerasi, keterbukaan, kerja sama, hingga penguatan sektor ekonomi yang pada akhirnya diharapkan akan meminimalisir potensi konflik sosial di masa depan, dan mensejahterakan masyarakat sendiri,” pungkasnya. (br)