Warga Kampung di Banyuwangi yang Terdekat dari Gunung Raung Belum Rasakan Dampak Erupsi

warga_saat_di_kampung_telecor_seling_bwi2025.jpg Warga saat di Kampung Telocor di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Gunung Raung kembali erupsi Kamis (12/06/2025) pukul 04.41 WIB dengan  tinggi kolom abu teramati 1 kilometer di atas puncak atau kurang lebih 4.332 meter diatas permukaan laut (mdpl). Ini merupakan lontaran abu vulkanik tertinggi sepekan terakhir sejak letusan pertama pada Kamis (05/06/2025).


Meski mengalami beberapa kali erupsi akan tetapi dampak abu vulkanik belum dirasakan masyarakat yang tinggal di dua kampung terdekat dari kawah puncak Gunung Raung. Yakni, Kampung Telocor dan Seling di Dusun Krajan, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu.


Warga dua kampung tersebut juga tak merasakan getaran saat erupsi Gunung Raung berlangsung. Sehingga, belasan kepala keluarga yang tinggal di dua kampung itu masih beraktivas normal seperti biasa.


"Sejauh ini belum ada laporan dari warga yang mengaku terkena paparan abu vulkanik maupun merasakan getaran dari dentuman erupsi Gunung Raung. Bahkan, secara visual dari dua kampung itu erupsi tak terlihat," ujar Kepala Dusun Krajan, Desa Jambewangi, Agung Agung Tricahyono kepada bwi24jam, Jumat (13/6/2025).


Agung merinci jumlah kepala keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Telocor dan Seling. Masing-masing berjumlah 18 KK di Telocor dan 8 KK di Kampung Seling.


Kampung Seling berada di wilayah paling ujung dan  paling dekat dengan kawah puncak secara geografis di Desa Jambewangi yang wilayahnya turut didominasi kawasan hutan. 


Agung menambahkan berkaca pada erupsi sebelumnya jika dampak abu vulkanik sudah dirasakan, maka akan dilakukan proses evakuasi ke titik aman. 


"Jika hujan abu vulkanik dan getarannya dirasakan maka kami akan meminta warga untuk turun dan mengevakuasi mereka ke titik aman," tuturnya.


Agung menyebut mayoritas penduduk di kampung tersebut berprofesi sebagai pekebun. Lokasi yang didiami merupakan tempat singgah dan huniannya bersifat sementara. 


Kendati begitu, masih kata dia, banyak diantara warganya itu telah memiliki lahan di kampung yang berada pada titik aman. Jika terjadi erupsi yang dampaknya terasa, maka mereka berinsiatif sendiri turun dari lereng gunung.


"Disini mereka sudah punya kaplingan (tanah) maupun rumah. Sehingga apabila terjadi erupsi yang berpotensi membahayakan keselamatan maka akan mereka akan turun dan tinggal di rumah yang berada di titik aman," jelasnya.



Agung mengimbau warganya tidak panik dan meminta warga yang berada di luar radius aman tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Serta tak mempercayai kabar bohong soal erupsi Gunung Raung.


"Kami minta warga untuk tidak panik dan beraktivitas seperti biasa. Serta tak mempercayai kabar bohong (hoaks) menyoal Gunung Raung. Serta memeriksa keakuratan berita yang diterima," kata Agung.


Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi mencatat kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah selatan pada erupsi Kamis kemarin.


"Rekaman seismik didominasi oleh Tremor menerus selama dengan amplitudo 4 mm," ujar Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Agung Tri Subekti saat dikonfirmasi.


Hingga kini Gunung Raung masih berstatus level II atau waspada berdasar rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM. Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan dilarang mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah. (ep)