Hari Disabilitas Internasional 2025 di Banyuwangi Terdapat Pelatihan hingga Pentas Seni di SLBN

2ppell.jpg Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 di Kabupaten Banyuwangi (Foto: Riqi/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 di Kabupaten Banyuwangi diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan yang melibatkan ratusan penyandang disabilitas. Acara yang digelar pada Senin (1/12/2025) tersebut diawali dengan konvoi, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan dan pentas seni di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Banyuwangi.


Peringatan HDI tahun ini didukung oleh berbagai organisasi, komunitas, dan yayasan yang bergerak dalam isu disabilitas. Di antaranya Liliane Fonds Netherlands, NLR Indonesia, Rumah Literasi Indonesia, Aura Lentera Indonesia, Perkins International, Global Village Foundation Bali, Stepping Stones Bali, Yayasan Mata Hati Banyuwangi, YBM PLN, PPDI, Gerkatin, Persawangi, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, NPC Indonesia, Disable Motorcycle Indonesia (DMI), Taliwangi, Pertuni, Difawangi, Paguyuban Orangtua Disabilitas, serta tim sepak bola amputasi Persaid dari Jember.


Panitia sekaligus Ketua Yayasan Aura Lentera Indonesia Nurhadi Windoyo, menjelaskan bahwa peringatan di SLBN 1 Banyuwangi mencakup pelatihan dan penampilan seni dari para peserta.


“Untuk pelatihan ini kita sosialisasi oleh Dinas Sosial PPKB Banyuwangi bersama SLBN 1 Banyuwangi memberikan pelatihan bahasa isyarat kepada masyarakat yang hadir, mengenali baca tulis huruf braile, dan mensosialisasikan bagaimana sebetulnya sistem pendidikan yang diterapkan pendidikan luar biasa atau SLB,” jelas Windoyo.


Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, mewakili Bupati Banyuwangi, bersama Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi Henik Setyorini, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat, serta perwakilan Dinas Pendidikan Banyuwangi. Sejumlah pimpinan yayasan dan organisasi terkait juga turut hadir.


Pada kesempatan itu, Ketua Forum Peduli Disabilitas Banyuwangi, Umar, menyampaikan pesan, harapan dan aspirasi mewakili penyandang disabilitas di hadapan peserta dan undangan.


“Inklusi harus hadir setiap hari, dalam pola pikir, dalam kebijakan, dalam pelayanan publik, dalam ruang-ruang pendidikan, dalam dunia kerja, dalam kehidupan sosial, ketika bicara inklusi kita bicara aksesbilitas,” ujar Umar.


Di tempat terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam memperluas kebijakan inklusif. “Kami berkomitmen akan terus mengembangkan kebijakan inklusif yang nantinya mampu membuka ruang seluas-luasnya bagi para disabilitas,” ujar Ipuk.


Pemkab Banyuwangi disebut terus menggulirkan berbagai program untuk penyandang disabilitas, mulai dari pendidikan inklusif di sekolah umum, peluang kerja dalam bursa kerja tahunan, hingga pelatihan pemberdayaan ekonomi untuk disabilitas dan ibu rumah tangga disabilitas.


Selain itu, Pemkab juga melibatkan penyandang disabilitas dalam perumusan kebijakan daerah.


“Salah satunya lewat rembug disabilitas. Kita gali aspirasi mereka agar kebijakan daerah bisa mengakomodir kebutuhan semuanya, termasuk disabilitas,” kata Ipuk.


Dengan berbagai rangkaian kegiatan tersebut, peringatan HDI 2025 di Banyuwangi menjadi momentum memperkuat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat dalam meningkatkan aksesibilitas dan pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas. (rq)