
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Guru dan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) tempat bersekolah CNA (7), korban dugaan rudapakasa dan pembunuhan di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, menggelar istighosah dan doa bersama. Doa dan istighosah diikuti guru dan 86 siswa di serambi masjid yang masih satu lingkungan dengan sekolah, Sabtu (16/11/2024) pagi.
Lantunan ayat-ayat Allah dibaca khusyuk oleh teman-teman korban dikhususkan untuk almarhumah CNA. Teman sebaya yang kini telah meninggalkan mereka selama-lamanya.
Sudah dua hari ini istighosah dan doa bersama digelar seluruh siswa dipandu guru dan wali kelas. Terhitung sejak hari Jumat (15/11/2024) sehari setelah sekolah diliburkan pasca-insiden meningalnya korban.
"Sejak Jumat kemarin atau semenjak kejadian itu setiap pagi kami menggelar istighosah dan doa bersama khusus untuk almarhumah. Dilanjutkan hari ini didampingi guru dan wali kelas," ujar Heru Prayitno, kepala sekolah.
Doa dan istigosah ini sedianya akan tetap digelar hingga tujuh hari meninggalnya korban. Selain itu di sekolah memang rutin digelar salat Duha setiap pagi sebelum jam masuk pelajaran.
Siswa diarahkan untuk melafalkan dan menghafal doa-doa dan bacaan ayat-ayat Al-Quran. Khusus untuk mengenang korban, siswa menyelipkan doa agar almarhumah tenang di alam kuburnya.
"Semua kami bimbing untuk berkirim doa agar almarhumah tenang di alam kubur. Serta berdoa berharap kasus ini segera terungkap," tambah Heru.
Heru mengungkap jika proses belajar mengajar siswa sudah normal kembali. Meskipun masih ada sejumlah kendala yang dihadapi. Seperti guru masih harus melakukan pendampingan untuk orang tua korban.
"Dua tiga hari ini kita cooling down dulu. Bukan berarti tidak ada pembelajaran melainkan kegiatan sebagian dialihkan untuk doa dan istigosah," tambahnya.
Kesedihan mendalam turut dirasakan Nurul Kholifah, wali kelas korban. Air matanya tak bisa dibendung ketika bercerita sosok korban.
Ia pun menjadi saksi mata melihat dengan mata kepala sendiri kondisi korban saat pertama kali ditemukan. Disitulah nafasnya mulai sesak sudah berkata-kata.
"Kondisinya (korban) terlentang sudah banyak darah," ujarnya.
Kholifah pun mengenang sosok CNA sebagai pribadi yang ceria dan banyak senyum. Korban juga peduli dan baik terhadap teman-temannya.
Karena kedekatan yang dibangun itulah kemudian meninggalkan kesedihan bagi teman-temannya. Termasuk Kholifah sendiri.
"Anaknya baik, sopan, disiplin. Sama teman juga baik. Korban juga terbilang mandiri. Pokoknya baik ini anak," ungkapnya.
Tidak ada firasat khusus yang disiratkan korban jelang kematiannya. Hanya saja Nurul merasa muka korban terlihat berbeda dari sebelumya.
"Mukanya itu terlihat cantik, putih bersinar dan terlihat lebih cerah. Dia (korban) juga tidak bilang apa-apa. Saya juga tidak memiliki firasat apapun," ujarnya.
Polisi terus berpacu dengan waktu mengungkap tabir kematian CNA (7). Terbaru, polisi telah memeriksa sepuluh orang saksi dalam kasus ini.
"Ini terus berproses dan tim terus bekerja di lapangan. Sudah ada sepuluh saksi yang diperiksa. Termasuk dari pihak sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar," ujar Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra. (ep)