
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pengaruh COVID-19 menjadikan masyarakat Indonesia melek terhadap penggunaan teknologi, perkembangan yang sangat signifikan membuat masyarakat ingin serba cepat dan praktis. Pandemi membuat aktivitas yang sebelumnya dilakukan offline menjadi online, termasuk penggunaan transaksi pembayaran. Pada riset Neurosensum Indonesia (Cakti, 2020) menjelaskan bahwa sebelum pandemi melanda, penggunaan dompet digital hanya berkisar rentang 10%, namun sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan lonjakan tembus ke angka 44%, kenaikan presentase dompet digital ini memungkinkan akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Diketahui pada survei lain yakni Ipsos, sebuah perusahaan riset pasar dan konsultansi multinasional (Kurniawan, 2022) mengemukakan bahwa hasil belanja online, masyarakat lebih banyak dan sering menggunakan dompet digital dibandingkan dengan rekening bank. Sementara itu, diketahui riset terbaru dari InsightAsia bertajuk 'Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook' juga mengemukakan bahwa dompet digital menjadi metode pembayaran yang paling dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan pembayaran tunai dan transfer bank. Hasil riset tersebut tertuang di angka 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai macam keperluan transaksi keuangan.
Selain itu, survei yang bertajuk "Consumer Preference Towards Banking and e-Wallet Apps" yang dilakukan secara daring terhadap 1.000 responden berusia rentang 18-55 tahun di sejumlah kota besar di Indonesia. Hasilnya, GoPay menduduki dompet digital elektronik paling populer dan teratas dengan menyentuh angka 88%.
Berbicara mengenai dompet digital dan transaksi pembayaran online rasanya tidak terlepas dari peran tokoh dan inovator Aldi Haryopratomo dan GoPay. GoPay adalah sebuah platform digital populer di Indonesia berhasil menjelma dalam industri layanan keuangan yang melahirkan inovasi-inovasi yang luar biasa, terkhususnya mengubah cara pandang masyarakat dalam pembayaran barang dan jasa melalui aplikasi pintar, ponsel seluler.
Aldi Haryopratomo lahir pada 30 Juli 1982 seorang anak Pegawai Negeri Sipil (PNS) sederhana yang memulai karirnya dari bawah. Sebelum ada GoPay, Aldi memuai banyak petualangan luar biasanya, semua pahit dan manis yang Aldi rasakan adalah sebuah pengalaman berharga, karena visi misinya membantu keluarga kecil untuk memenuhi kebutuhan melalui lembaga keuangan.
Lembaga keuangan yang Aldi bangun ialah bernama PT Ruma (Rekan Usaha Milik Anda) atau disebut Mapan. Mapan adalah perusahaan yang menjual furniture dimana memfasilitasi masyarakat yang kurang mampu dengan beragam kebutuhan mulai dari furniture, panci, sprei hingga rumah. Metode yang digunakan Aldi adalah membuat metode arisan per kelompok sehingga pembayarannya dapat dibayar sesuai bulan atau giliran arisan yang didapat. Dengan harap tersebut masyarakat dapat terbantu, meningkatkan akses, derajat, serta pendapatan masyarakat sesuai dengan visi dan misi Mapan. Dari situlah akar berdirinya GoPay.
Sisi Lain Aldi
Sebelum turun gunung di Mapan, Aldi mendapat beasiswa di Purdue University mengambil Teknik Elektro kemudian bekerja di perusahaan kredit mikro untuk masyarakat negara berkembang kemudian mendirikan sebuah usaha pada bidang keuangan, namun kehabisan dana karena tak memiliki jaringan yang luas. Dari situlah Aldi memutuskan mengikuti tes masuk Harvard University dan lolos dengan beasiswa.
Ketertarikan laki-laki kelahiran Jakarta ini dengan teknologi didasari karena keinginan pada rasa sosialnya, menurutnya jika kita dapat membuat teknologi yang dapat membuktikan bahwa rasa sosial ada harganya, nantinya rasa kebersamaan tersebut akan tumbuh lagi dan itu membuat kita maju dan memberi contoh yang baik. Kesederhanaan tersebut menuntun kekonsistenan Aldi berkarir selama belasan tahun di dunia teknologi.
Selama berkarir Aldi mengadaptasi kepemimpinannya melalui role model yaitu Bung Hatta karena fokus pada paguyuban, koperasi, gotong royong sehingga jika andaikata Aldi membuat perusahaan atau menjadi pemimpin, tim dan anggota harus merasakan hal yang sama jadi konsepnya guyub, semua duduk di lantai, ngobrol seperti merasa seperti keluarga yang dapat saling percaya sepenuhnya. Menelisik strategi untuk memotivasi ialah apa adanya terlebih jika ada suatu masalah saling cerita sehingga otonom bisa saling membantu.
Menyelam Lebih Dalam Gopay di Tangan Emas Aldi
Dampak yang positif yang diberikan dimana membatu hampir 300 juta rakyat Indonesia dalam layanan keuangan serta tantangannya yaitu selalu belajar hal baru in line-nya membantu Indonesia supaya Indonesia lebih maju ibaratnya perusahaan Indonesia bisa lebih maju dan bisa juara di dunia, dan juga melihat tim kita bisa tumbuh membuat Aldi senang ibarat seperti membesarkan anak. Untuk SDM yang diigin Aldi ialah yang pertama adalah niat yang sama kemudian tidak gampang menyerah karena menurut Aldi yang dia kerjakan susah karena menurutnya untuk membuat sebuah perubahan, inovasi dan tantangan dari luar-pun besar kemudian yang terakhir ialah percaya diri.
Saat GoPay diluncurkan ke masyarakat, pembayaran digital belum begitu populer dan masih awam. Sebagian masyarakat masih menggunakan uang tunai sebagai pembayarannya, namun Aldi mempunyai tekad bahwa populasi masyarakat Indonesia yang begitu besarnya akan memiliki potensi dalam layanan pembayaran digital. Kemudahan GoPay yang diberikan tak hanya akses yang sedemikian cepat dan aman, masyarakat dapat membayar transportasi, belanja online, membayar tagihan, dan transaksi jual pulsa. Perjalanannya tepat pada tahun 2017, ketika perusahaan transportasi Indonesia bernama Gojek menghadirkan solusi pembayaran digital didalamnya dengan begitu Mapan milik Aldi diakuisisi oleh Gojek dan Aldi ditunjuk sebagai CEO GoPay. Setahun berselang Gojek merilis resmi GoPay di masyarakat dalam ekosistem layanan Gojek sebagai layanan penggunaan uang elektronik.
Cerita menarik dibalik akuisisi tersebut karena Aldi dan Nadiem Makariem (Co-Founder Gojek) sama-sama berkuliah di almamater yang sama yaitu di Harvard Business School, Nadiem menjalani magang musim panas tahun 2010 di Mapan dan Nadiem membantu menyelesaikan pendanaan yang kurang. Setelah sama-sama lulus Aldi dan Nadiem mendirikan perusahaan masing-masing, selang beberapa tahun kemudian Aldi dan Nadiem project bersama yang pada saat itu perusahaan Aldi yaitu Mapan telah mempunyai lisensi P2P landing dan Nadiem cukup rendah hati untuk memahami bahwa ia tidak dapat melakukannya sendiri sehingga diputuskannya untuk menggabung keduanya menjadi project yang sempurna.
Jatuh Bangun Tantangan, Perjuangan Serta Penyesuaian
Pada suatu ketika Aldi yakin bahwa perusahaan yang dikelola laku dan sukses di pasaran, namun kenyataannya Aldi mengalami kegagalan. Untungnya, timnya membantu dari kegagalan tersebut dan ikut membantu mencari cara untuk bangkit dan membuat plan. Kuncinya adalah pada terbuka pada karyawan atau tim tentang kondisi yang ada di perusahaan.
Selain itu, tetap keliling dan menyasar masyarakat untuk saran atau menanyakan apa yang dibutuhkan pelanggan. Aldi dan karyawannya berkeliling dengan membawa katalog dengan begitu Aldi tahu bahwasanya solusi-solusi akan dapat terpecahkan.
Dari Sana pula Aldi juga menemukan tingkat kepercayaan pelanggan menurun karena masalah pengiriman barang disaat itu ada 500 ribu keluarga pelanggan, dimana banyak barang arisan mereka yang belum sampai ke pelanggan dikarenakan volume terlalu tinggi namun tidak siap untuk demand juga terlalu tinggi, growing bagus namun infrastruktur tidak siap untuk scalling sehingga pelanggan marah. Untuk menyiasatinya semua karyawan turun gunung ikut membantu pengiriman barang, dari programmer sampai PR mengirim barang. Pergi ke gudang untuk memberikan surat, menjadi supervisor, membuat rute jalan setiap minggu. Jika diingat, anggota-lah yang menjadi penyelamat pada saat itu.
Setiap karakter dan watak seseorang pasti mempunyai perbedaan, menengok pada perusahaan pastinya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Mulai dari segi budaya, skala dan kecepatan, ketika dihadapkan dengan percobaan untuk mengubah industri dan memiliki persaingan yang sengit dan ketat, kita juga harus bergerak ekstra cepat. Aldi serta founder lain mencari alternatif untuk meningkatkan transaksi dengan cepat dengan membuat berbagai macam resiko, pertaruhan serta keputusan yang besar. Beruntungnya, semua tim rendah hati dan sama-sama berkeinginan mau belajar satu sama lain.
Pengembangannya tidak hanya terbatas pada layanan pembayaran digital, Aldi terus memimpin GoPay untuk terus berkembang dengan menambahkan fitur layanan lain kedalam ekosistemnya, diantaranya Gopay Wallet, GoPay for Merchants, Transaksi Non-Tunai dan Kerja Sama Strategis.
Karir Kini
Setelah mundurnya Aldi dari jabatan CEO Gopay pada divisi fintech Gojek di tahun 2021, Aldi mengundurkan diri karena menurutnya waktu yang tepat untuk bergerak dan membuat perubahan di sektor lain. Di dalam sela-sela tersebut Aldi memutuskan cuti sejenak, menikmati cuti bersama anak-anaknya. Setelah dirasa cukup Aldi melakukan safari karirnya di E-Fishery sebuah perusahan yang bergerak pada bidang teknologi berbasis akuakultur. Singkat cerita beberapa tahun silam Aldi bertemu dengan Gibran (CEO E-Fishery) ketika di Forum Ekonomi Dunia sebagai pemimpin pemuda, pada saat itu Gibran menghampiri Aldi dan mengatakan keinginannya membantu peternak ikan di daerah-daerah pedesaan dengan membangun sistem pakan otomatis yang dapat mendeteksi ikan yang lapar sehingga peternak ikan dapat memberikan pakan secara tepat waktu dan efisien dan berakhir berdiskusi tentang startup dan lainnya sehingga disepakati Aldi ingin membantu E-Fishery dengan strategi bisnis hingga penggalangan dana, diketahui pula Aldi diangkat menjadi komisaris.
Selanjutnya Aldi juga menjadi dewan penasihat di Halodoc, sebuah platform yang bergerak pada bidang kesehatan. Seperti diketahui, Gojek adalah investor awal dari Halodoc dan layanan telemedicine telah diintegrasikan pada aplikasi ride-hailing. Kilas balik, Aldi dan Jonathan Sudharta (CEO Halodoc) bertemu di masa remaja tepatnya sekolah menengah, Jonathan mempunyai misi membuat layanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat. Kehadiran Aldi dengan sejuta wawasannya yang luar biasa pada bidang industri fintech pembayaran pada segmen mikro diharapkan dapat memberikan angin segar pada Halodoc untuk pengembangan berikutnya.
Pertumbuhan menyisir pada BukuWarung merupakan aplikasi keuangan yang membantu UMKM masyarakat Indonesia untuk mengembangkan usaha maupun mencari penghasilan tambahan. Aldi dengan investor lainnya membantu proses penggalangan dana Series A senilai 870 milyar dan menjadi mentor, menurutnya kita dapat melihat pengalaman di industri lain dan mengambil pelajaran disana seperti halnya Gibran melalui E-Fishery mengajari dan membimbing banyak tentang budidaya ikan kemudian Jonathan memberi banyak pengetahuan tentang kesehatan di Halodoc.
Langkah dan spirit Aldi yang ia ingin lakukan adalah mempelajari banyak hal yang berbeda dan mengambil pelajaran disana. Seperti halnya menjadi ayah yang baik, terus terang juga Aldi suka mencampur antara kerja dan keluarga, misalnya Aldi suka membawa anaknya kumpul-kumpul ke event volounter atau kegiatannya sehingga merasakan “ayah atau “ibu”nya sedang ngapain sehingga nilai-nilai tercipta sendirinya dari hal tersebut. Selain itu belajar mentor yang tanggap, dan investor yang lebih baik lagi.
“Saya tidak akan bisa berada di sini tanpa orang-orang baik yang telah membantu saya, jadi saya ingin mereplikasi ini kepada pengusaha lain yang ingin memecahkan masalah yang tepat,” katanya dalam wawancara KRAsia. (*)
Penulis: Sarifatun Nabilah [MG]