
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Komunitas kopi Jajagkarta kembali menggelar sebuah acara dengan melibatkan pelaku industri kopi di Banyuwangi. Berbeda dengan sebelumnya, acara kali ini dikemas dengan konsep halal bihalal dibalut Talk Show bertemakan "Dari Banyuwangi untuk Indonesia" serta eksibisi kopi yang bertempat di Ballroom Havana, Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, pada Senin (06/05/2024).
Tidak hanya mengajak ratusan pelaku industri kopi Banyuwangi untuk silaturahmi, gelaran halal bihalal ini sekaligus menjadi momen Jajagkarta mendeklarasikan diri aktif kembali setelah sekian lama vakum.
"Kami sangat bersyukur saat ini Jajagkarta sudah mulai aktif kembali, kalau dulu hanya bergerak pada lingkup wilayah Jajag dan sekitarnya, mulai saat ini kami tegaskan Jajagkarta berkomitmen untuk mewadahi semua pelaku industri kopi hulu-hilir se-Banyuwangi," ujar Yafi, Ketua Komunitas Jajagkarta.
Yafi mengatakan, tak hanya aktif kembali dengan menggelar sebuah acara, kini Jajagkarta juga membentuk struktur organisasi yang lebih baik.
"Kami bentuk divisi-divisi baru dalam organisasi ini antara lain Kopi lab, event dan media. Divisi kopi lab ini nantinya yang secara khusus mengulik kopi dari hulu sampai hilir, memecahkan masalah-masalah yang sering diresahkan pelaku industri kopi, mengingat saat ini juga biji kopi khususnya robusta mengalami kenaikan harga karena keterbatasan stok," katanya.
Menjawab keresahan tersebut, tiga orang pelaku industri kopi senior di Banyuwangi turut hadir menjadi pemateri antara lain Marhendra Wahyu pemilik Lir-Ilir Social House, Dandy Dharmawan Ijen Lestari, dan Azmi Zakki Yamani pemilik AIS Coffee Banyuwangi.
Marhendra Wahyu selaku pemilik Lir-Ilir Social House Genteng mengatakan, saat ini terdapat berbagai macam solusi untuk memecahkan permasalahan salah satunya meningkatkan nilai tambah pada produk yang dipasarkan.
"Misal pun kita dapat bahan produksi dengan harga yang tinggi, kita harus pastikan kualitasnya juga bagus, nantinya produk-produk kopi yang dihasilkanpun juga harus memiliki inovasi, jangan takut harga produk mahal kalau sudah dapat memastikan kualitasnya bagus," ujar Mahe, sapaan akrabnya.
Selain itu, Mahe juga meminta pelaku industri kopi tidak hanya fokus kepada produk kopi yang dihasilkan, namun juga membuat produk pendamping kopi yang dapat meningkatkan ketertarikan konsumen ke tempat usaha yang dimiliki.
"Ketika kita sudah selesai di kopi, biarkan kopi tetap berjalan, PR kita melalui inovasi produk pendamping kopi seperti makanan dan lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, Dandy Dharmawan, juara 1 COE (Cup of Excellence) Indonesia 2023 sekaligus pemilik Ijen Lestari mengatakan, mahalnya biji kopi yang berpengaruh pada perputaran usaha dapat disiasati dengan membeli langsung ke produsen.
"Kita dapat melakukan survey langsung ke petani kopi, pengolah kopi, jadi proses transaksi kopi dapat langsung ke produsen untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif," ujarnya.
Dandy menambahkan, pembelian biji kopi ke produsen secara langsung umumnya harus dalam jumlah yang sangat besar dan tentu mempengaruhi kestabilan finansial usaha.
"Harapannya dengan hadirnya kembali Jajagkarta dapat menjadi wadah para pelaku industri kopi mulai dari produsen untuk membantu kebutuhan suplai kopi pemilik kedai, lebih-lebih dapat membuat koperasi sendiri," tambahnya.
Senada dengan Dandy, Azmi Zakki Yamani selaku pemilik AIS Coffee Banyuwangi juga menekankan kesiapan para pelaku industri kopi dalam menyikapi perubahan pola industri salah satunya kenaikan harga biji kopi.
"Selain itu, para pelaku industri kopi ini juga harus mulai mempersiapkan rencana dan strategi taktis mulai dengan mencari supplier kopi yang mudah dijangkau, memanage bahan yang ada dengan efektif hingga membuat produk-produk olahan kopi yang tentunya dapat meningkatkan nilai jual," pungkasnya.
Dalam gelaran Jajagkarta Halal Bihalal ini tidak hanya menyajikan Talkshow, namun juga eksibisi kopi oleh para barista yang ahli di bidangnya menjelaskan tentang teknik cupping, brewing, pembuatan Espresso hingga Coffee Mixology. (*)