
BWI24JAM.CO.ID, BANYUWANGI. - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Cabang Banyuwangi mengapresiasi kinerja kepolisian mengatasi kemacetan parah yang terjadi di sepanjang jalan menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Berkat kinerja korps Bhayangkara, aktivitas bongkar muat pelabuhan kembali normal.
Sekretaris DPK APINDO Banyuwangi Danu Budiyono mengatakan kinerja polisi patut diacungi jempol. Pasalnya, petugas Polresta Banyuwangi bergerak cepat saat terjadinya kemacetan panjang diakibatkan penundaan izin berlayar 15 kapal yang dinyatakan tak laik layar.
"Berkat langkah yang dilakukan jajaran kepolisian Polresta Banyuwangi kemacetan parah yang terjadi sejak Rabu lalu berhasil terurai," ucap Danu, Minggu (20/7/2025).
Tak sebatas kerja dilapangan, masih kata dia, pihaknya turut memberikan kredit tersendiri terkait langkah koordinasi dan sinergi yang dijalankan Polresta Banyuwangi bersama Pelindo, KSOP, ASDP. Buah sinergitas tersebut bisa mempercepat pemeriksaan kapal agar segera beroperasi kembali dan mengurai kemacetan.
"Situasi yang sempat mengganggu aktivitas masyarakat dan distribusi logistik kini berhasil diurai dan kembali normal. Dimana sebelumnya 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) di tunda keberangkatan untuk dilakukan ramp check," jelasnya.
"Kini aktivitas penyeberangan Ketapang Gilimanuk maupun aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjungwangi kembali lancar," imbuhnya.
Untuk itu Apindo menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Polresta Banyuwangi, Pelindo, ASDP dan steakholder terkait. Khususnya jajaran Satlantas Polresta Banyuwangi yang melakukan langkah penyekatan sedini mungkin.
Ditambah, adanya suntikan fisik dan mental kepada para sopir yang terjebak kemacetan panjang.
"Terimakasih kepada kepolisian yang telah melakukan pengamanan, pengaturan lalu lintas. Serta berkoordinasi di lapangan secara intensif berhari hari demi menjaga ketertiban kenyamanan bersama," ungkapnya.
Kedepan, Apindo Cabang Banyuwangi akan mendukung Kementerian Perhubungan untuk mengevaluasi ijin operasional kapal motor penyeberangan (KMP) maupun kapal jenis LCT. Supaya, peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama jaya tak terulang kembali.
Ditambah lagi, tak ada kemacetan panjang yang tentunya berpotensi merugikan banyak pihak. " Untuk itu pihak terkait perlu melakukan langkah-langkah cepat yang komprehensif agar kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi," tutupnya.