Tangkapan Layar Unggahan Video dan Ketika Diselesaikan Kekeluargaan Antara Para Pihak yang Bersangkutan (Foto: Riqi/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi – Isu dugaan penarikan tiket masuk terhadap peserta penari Gandrung Sewu 2025 di kawasan Boom Marina Banyuwangi akhirnya terbantahkan. Informasi yang sempat viral di media sosial tersebut dipastikan tidak benar setelah dilakukan klarifikasi bersama sejumlah pihak terkait.
Sebelumnya, beredar video di akun Facebook dan Instagram yang menampilkan keluhan seorang peserta penari Gandrung di dalam bus. Dalam video itu, peserta mengaku ditarik biaya tiket masuk saat gladi bersih Gandrung Sewu pada Jumat (24/10/2025) lalu.
Untuk menindaklanjuti hal itu, dilakukan pertemuan klarifikasi di Kafe Litani, Cluring, Banyuwangi, pada Senin (27/10/2025). Forum ini dihadiri perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, General Manager (GM) PT Pelindo Properti Indonesia (PPI) Banyuwangi, petugas keamanan dan loket Boom Marina, koordinator penari sektor Cluring, pembuat video viral, serta pihak yang memviralkannya.
Hasil pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa informasi mengenai pungutan tiket kepada penari Gandrung Sewu adalah tidak benar. Pembuat video mengakui bahwa pernyataan dalam unggahan tersebut hanya berdasarkan asumsi dan tidak sesuai fakta.
GM PPI Banyuwangi, Nurilma Septanti, menegaskan tidak ditemukan adanya transaksi pembayaran tiket masuk bagi peserta Gandrung Sewu di gerbang kawasan Boom Marina.
“Kami mengecek rekaman CCTV di area tiketing, tidak ada transaksi pembayaran tiket peserta GS yang masuk di kawasan Boom Marina,” kata Tanti.
Klaim awal pembayaran tiket datang dari DRA (13), siswi SMP 17 Agustus Cluring, yang sempat menyebutkan telah membayar Rp 7.500 per penari melalui kaca bus kepada petugas keamanan.
Namun, setelah dikonfrontasi langsung dengan Security dan petugas Ticketing PPI, yakni Tinu Bagas Saputra dan Eva Indriyani, pernyataan tersebut terbukti tidak benar.
Koordinator pendamping penari Gandrung Sewu Kecamatan Cluring, Qurrota Akyun, juga membantah adanya pembayaran tiket per peserta.
“Tidak benar ada pembayaran tiket masuk per penari. Yang saya bayarkan hanya biaya parkir kendaraan sebesar Rp 20.000. Saya yang turun langsung ke loket menemui petugas tiketing,” ujar Akyun.
Dalam forum klarifikasi, DRA akhirnya mengakui bahwa video yang ia buat tidak sesuai kenyataan dan menyebabkan kesalahpahaman di masyarakat.
“Saya sampaikan mohon maaf kepada semua pihak. Mohon maaf video yang saya buat telah gaduh di dunia maya,” ucap DRA.
Pihak PPI Banyuwangi memastikan tidak akan menempuh jalur hukum dan memilih menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.
“Kami semua bersepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan dan saling memaafkan,” pungkas Tanti. (rq)

