Dispendik Banyuwangi Latih Keterampilan Santri dari Sejumlah Ponpes dan Beri Bantuan Alat Usaha

9ewbi.jpg Para Santri dan Santriwati dari Sejumlah Ponpes Ikuti Pelatihan Laundry Attendant dan Culinary Art (Foto: Mydad/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Sekitar 100 santri dan santriwati dari sejumlah pondok pesantren di wilayah Kecamatan Genteng dan sekitarnya mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Banyuwangi.


Selama dua minggu, para peserta belajar teori sekaligus praktik melalui dua skema pelatihan yang dilatih oleh LKP Desy Education, yakni Laundry Attendant dan Culinary Art (tata boga). Kegiatan ini diikuti oleh santri dari 22 pondok pesantren yang tersebar di Banyuwangi.


Momentum bahagia dirasakan para peserta pada Kamis (09/10/2025), ketika mereka menerima bantuan alat dari Dispendik Banyuwangi. Bantuan tersebut berupa peralatan laundry seperti mesin cuci dan setrika, serta perlengkapan memasak yang nantinya bisa digunakan untuk praktik wirausaha di pesantren masing-masing.


Kadispendik Banyuwangi Suratno melalui Kasi Kesetaraan & Keaksaraan Dispendik Banyuwangi, Amalia Marisa, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini mampu mendorong kemandirian para santri dan menjadi bekal keterampilan saat mereka lulus dari pondok pesantren.


“Bantuannya berupa 50 alat laundry dan alat tata boga diberikan kepada anak-anak yang ada di pesantren, diharapkan supaya ada kemandirian di Pondok Pesantren. Ini untuk awalan saja, jadi ketika mereka keluar (lulus) ponpes mereka lebih mandiri,” jelas Amalia.


Salah satu peserta pelatihan dari Pondok Pesantren Al-Mushthofa Kebunwangi, Muhyiddin, mengungkapkan ketertarikannya untuk berwirausaha di bidang laundry.


“Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Dinas Pendidikan Banyuwangi yang telah memberikan fasilitasi kepada kami santri dan seluruh pesantren di Banyuwangi,” kata Muhyiddin.


Hal serupa disampaikan Yuwani Derina Gabriel, santriwati asal Pondok Pesantren Modern Daar Al Ihsan Tegalsari, yang merasa senang bisa belajar tata boga dan langsung mempraktikkan ilmu yang diperoleh.


“Semoga setelah lulus mengikuti pelatihan ini, saya dapat memanfaatkan peralatan-peralatan dengan baik, beserta ilmu keterampilan dari instrukturnya,” ujar Derina.


Sementara itu, instruktur Culinary Art dari LKP Desy Education, Cucuk Kurniawan, menjelaskan bahwa peserta diajarkan secara bertahap, mulai dari pemilihan bahan, teknik memasak, hingga proses penyajian.


“Di hari terakhir ini kita membuat salah satu main course, yaitu ayam asam manis. Tujuannya untuk knowledge agar mengerti cara masak yang bener, kita ajarkan juga jenis-jenis potongan, dan lainnya,” ujar Cucuk, yang juga merupakan chef profesional di eL Hotel Banyuwangi.


Antusiasme para santri terlihat sepanjang kegiatan. Tak hanya mendapatkan ilmu dan sertifikat, mereka juga membawa pulang alat bantuan yang siap digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan wirausaha di lingkungan pesantren. (rq)