Dorong Pengelolaan Sampah Sirkuler di Banyuwangi, TPS Terpadu 3R Balak Songgon Telah Diresmikan

peresmian_TPS_Terpadu_3R_balak_banyuwangi.jpg Usai Diresmikan, Pemkab Banyuwangi bersama Sejumlah Mitra Melihat ke dalam TPS Terpadu 3R Balak

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Bertepatan dengan Hari Bersih-Bersih Sedunia (World Cleanup Day) pada Sabtu (16/9/2023) bersama sejumlah mitra, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS Terpadu 3R) Balak, yang berlokasi di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.


Peresmian fasilitas tersebut adalah tonggak penting menuju pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif Program Banyuwangi Hijau.


Program Banyuwangi Hijau didukung oleh sejumlah mitra, termasuk Kemenko Marves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Norwegian Ministry of Foreign Affairs, USAID CCBO, Borealis, Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G), Borouge, Accenture Foundation, dan Systemiq.


Hal ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, sebagaimana misi program Banyuwangi Rebound. Langkah Ini sudah dimulai sejak tahun 2018 di Kecamatan Muncar, kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Program Banyuwangi Hijau pada Februari 2022. 


“Banyak dampak positif yang dirasakan dari adanya Program Banyuwangi Hijau, diantaranya pengurangan pencemaran, pelestarian lingkungan, pemanfaatan energi, dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan TPS Balak merupakan langkah awal yang diharapkan mampu meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam mengelola sampah bijak,’’ kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.


Kemenko Marves yang diwakili Nani Hendiarti, selaku Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, mengapresiasi Pemerintah Banyuwangi. Program Banyuwangi Hijau dapat menjadi pembelajaran yang dapat direplikasi oleh daerah lain.


"Pembangunan persampahan tidak akan berkelanjutan apabila tidak ada peran dari pemerintah, pendanaan, dan peran serta masyarakat. Menyentuh perilaku masyarakat agar mau berubah adalah hal yang paling esensial. Kami akan terus mengupayakan terobosan lain seperti Banyuwangi Hijau agar dapat tercipta Indonesia yang bersih," kata Nani.


Untuk pembangunan TPS Balak, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi dan stakeholder terkait, mengalokasikan lebih dari 1,5 hektar lahan dengan kapasitas untuk mengolah 84 ton sampah per hari, yang diharapkan mampu melayani kebutuhan pengolahan sampah di 6 kecamatan sekitar.


“Sampah berasal dari enam kecamatan diantaranya Songgon, Sempu, Genteng, Rogojampi, Singojuruh, dan Kabat, dengan kapasitas pelayanan sekitar 250.000 penduduk, atau 55.491 rumah,” terang Kepala DLH Banyuwangi Dwi Handayani.


Fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah antara lain conveyor belt, baler, peralatan komposting, kendaraan pengangkut sampah, TPS Balak telah dilengkapi untuk secara efisien mengolah sampah organik dan non-organik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga.


Kedepannya, operasional fasilitas ini diharapkan mampu mempekerjakan sekitar 200 orang karyawan dalam skala penuh.


"Terima kasih kepada Pemerintah Norwegia, Borealis, PT. Systemiq dan Kemenkomarves yang telah membantu terbangunnya TPS 3R Balak ini," ucap Dwi Handayani.


"Kami mengharap kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, mengurangi volume sampah, tidak membuang sampah sembarangan dan mohon dukungan dari pemerintah desa juga membantu untuk edukasi ke warganya," harapnya.

Director Sustainability & Public Affairs, Borealis, Markus Horcher mengatakan sejak awal inisiatif pengelolaan sampah di Muncar pada tahun 2018 melalui Project STOP, pihaknya bersama Pemkab Banyuwangi melebarkan jangkauan program pengelolaan sampah sirkuler ke kabupaten melalui Program Banyuwangi Hijau.

“TPS Balak yang baru diresmikan ini diharapkan memberi manfaat tak hanya dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah, namun juga memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Banyuwangi, terutama di 33 desa disekitar TPS Balak ini. Sekali lagi, saya sangat bangga dengan kerja nyata kami dan mitra-mitra pembangunan kami, dalam membantu pemerintah Banyuwangi menciptakan daerah yang hijau dan bersih, ” kata Rut Kruger Giverin, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia.

TPA Balak diharap mampu menangani sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diolah dari kompos, sedangkan sampah anorganik akan dipilah dan diteruskan ke industri daur ulang.

Hingga saat ini, Program Banyuwangi Hijau telah melibatkan setidaknya 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademia, dan organisasi masyarakat.

Pendorong perubahan ini akan terus bertambah dan bergerak. Melalui kolaborasi, edukasi, dan infrastruktur yang tepat, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Turut hadir dalam peresmian TPS Balak, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Komjen. Pol. Tomsi Tohir dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas memberikan sambutannya kepada para tamu undangan.

Dalam sambutannya, Menpan RB mengatakan, “Terima kasih kepada stakeholder yang sudah membantu program Banyuwangi Hijau. DPMD melalui dana desa, harus mendorong pengelolaan sampah di tingkat desa. Sehingga desa-desa akan jauh lebih bersih, termasuk peran dan keterlibatan Nahdlatul Ulama (NU) dan PKK yang penting dalam membantu persampahan desa,” pungkasnya. (rq)