Festival Padang Ulanan di Songgon, Pelajar Banyuwangi Tunjukkan Semangat Lestarikan Budaya

20250908_111332.jpg Salah Satu Peserta Festival Padang Ulangan dari SDN 4 Songgon (Foto: Istimewa/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Upaya Banyuwangi menjaga dan memperkuat kelestarian seni budaya terus digelorakan. Salah satunya melalui Festival Padang Ulanan yang kali ini digelar di Balai Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Sabtu (6/9/2025).


Festival yang digelar rutin setiap bulan dengan lokasi bergilir di seluruh kecamatan itu menjadi panggung besar bagi pelajar untuk menampilkan bakat seni mereka. 


Ratusan siswa mulai dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA di wilayah Kecamatan Songgon tampil penuh semangat mempertontonkan beragam kesenian khas Banyuwangi.


Atraksi yang disuguhkan pun beragam, mulai dari tari tradisional Gandrung Marsan dan Niskala Seblang, pertunjukan sandiwara rakyat, syair tradisional Osing, hingga fragmen komedi yang diangkat dari naskah kuno dengan pesan-pesan positif. Penampilan tersebut sukses memikat ribuan penonton yang hadir di Balai Desa Songgon.


Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa Festival Padhang Ulanan akan terus digelar hingga akhir tahun dengan tema yang berbeda-beda sesuai akar seni dan budaya di masing-masing kecamatan.


“Festival ini akan terus digelar setiap bulan sampai akhir tahun bergilir di seluruh kecamatan dengan tema yang berbeda-beda, mengacu pada akar dari seni dan budaya setempat,” ujar Ipuk.


Lebih jauh, Ipuk berharap keterlibatan ribuan pelajar dalam atraksi seni budaya ini akan memunculkan talenta baru yang kelak menjadi pelaku seni sekaligus pewaris budaya Banyuwangi.


Antusiasme para pelajar terlihat jelas dari semangat mereka di atas panggung. Tepuk tangan penonton yang riuh menambah semarak acara, menjadikan festival ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga wadah pembelajaran budaya bagi generasi muda.


Kebanggaan juga dirasakan orang tua para peserta. Salah satunya Dewi Putri Lestari, orang tua siswi SDN 4 Songgon, Aulia Safitri, yang tampil membawakan Tari Walang Kadung.


“Sebagai orang tua sangat bangga sekali ya kak, bisa berada di tengah-tengah acara ini. Karena tidak semua anak dari SD lain bisa terpilih mengikuti acara ini. Dengan adanya Padhang Ulanan kita bisa mengetahui asal-usul cerita yang ditampilkan, dan bakat anak-anak bisa tersalurkan. Apalagi usaha kita selama latihan bisa terbayar dengan penampilan terbaik,” ungkap Dewi.


Dewi menuturkan, anaknya membutuhkan waktu enam hari penuh untuk berlatih sebelum akhirnya tampil percaya diri di panggung Festival Padang Ulanan.


Festival ini menjadi bukti nyata bagaimana keterlibatan pelajar, dukungan orang tua, serta komitmen pemerintah daerah berpadu dalam upaya melestarikan seni budaya Banyuwangi agar tetap hidup di tengah generasi muda. (*)