KNKT Beberkan Temuan Faktual Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

knktt.jpg Ketua KNKT RI Soerjanto Tjahjono saat Mengecek Kapal Kembaran KMP Tunu Pratama Jaya (Foto: KNKT RI/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil temuan faktual tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Temuan faktual itu meliputi kelebihan muatan (overload) hingga tak adanya pengikatan kendaraan pengangkut (lashing).


Hasil temuan KNKT menyebut total penumpang dan kendaraan yang masuk KMP Tunu Pratama Jaya saat kejadian kurang lebih 538 Ton. Hal itu bisa terjadi karena tercatat banyak penumpang yang diduga tak terdaftar manifest.


"Jadi lebih dari 3 kali lipat beban yang dibawa,” kata Ketua KNKT RI Soerjanto Tjahjono, Selasa (22/7/2025).


Ia menjelaskan akibat overload tersebut membuat permukaan air laut menyentuh apa yang disebut Pisang-pisang kapal yang tingginya sekitar 30 Centimeter (Cm).


“Artinya garis muatnya sudah terlewati,” tuturnya.


Selian overload, lanjut dia, temuan selanjutnya adalah tidak dilakukan pengikatan muatan atau disebut Lashing. Temuan itu diperoleh dari penggalian keterangan dai awak kapal.


Menurutnya, proses lashing ini dirasa penting untuk membuat kapal lebih stabil dan tak mudah bergeser. Selain itu tak dilakukan perencanaan pemuatan kendaraan (storage plan).


“Dalam hal ini KMP Tunu Pratama Jaya jatuh tenggelam pada sisi kanan kapal akibat kendaraan di buritan bergeser dan bertumpuk ke sisi kanan,” terangnya.


KNKT juga menemukan data faktual minor dari kapal sejenis yaitu sebagian Life Jacket berisi lose foam yang tipis walau sebagian juga berjenis foam tebal. 


Kemudian sebagian rakit penolong kembung atau Inflattable Life Raft (ILR) masih terikat nulon securing strap yang berpotensi menghalangi kapsul untuk mengembang pada kondisi darurat.


Tak hanya itu, kerap kali kamar mesin dibiarkan terbuka. Hal itu akan berbahaya ketika ada air masuk dan terkumpul.


“Seharusnya malah pintu kamar mesin harus tertutup dan kedap suara. Dan temuan kapal sejenis kunci pintu hanya terdapat 1 yang seharusnya ada 6,” ungkap Soerjanto dalam pemaparanya.


Lubang Freeing Port dan Freeboard selebar 1,2 m, yang seharusnya tak sepanjang itu.


“Yang paling banyak kami temukan di pelabuhan ketapang adalah banyak kapal berlayar dengan rampa terbuka. Ini mungkin bisa dicari solusinya karena jika tertutup semua akan menghalangi pandangan nahkoda,” jelas Soerjanto.


KMP Tunu Pratama Jaya terakhir kali pengedokan pada 21 Oktober 2024. Dimana kapal diperiksa surveyor klas dari BKI. Kapal juga menjalani ramp check menjelang libur lebaran oleh marine inspector pada 3 Juni 2025.


“Dengan hasil keseluruhan baik,” cetus Soerjanto. (ep)