Lokakarya Teaching Factory, MBP Poliwangi Ciptakan Mini Industri di Kampus

0139E917-258D-43D7-9251-BB927770D641.jpeg Para akademisi MBP Poliwangi Gelar Lokakarya ciptakan mini industri di kampus

BWI24JAM, Banyuwangi  Program studi Manajemen Bisnis Pariwisata Politeknik Negeri Banyuwangi (MBP Poliwangi) berupaya menciptakan lulusan berkualitas sesuai kebutuhan industri.


Terbaru MBP Poliwangi tengah menggodok program Teaching Factory (TEFA). 


Teaching Factory (TEFA) merupakan sebuah konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industri saat ini dan nanti. 


Teaching Factory (TEFA) adalah model pembelajaran yang membawa suasana industri ke Perguruan Tinggi, sehingga nantinya bisa menghasilkan produk berkualitas industri.


Ketua Laboratorium Prodi MBP, Kanom,  S. Pd, M.Par mengatakan melalui proses pembelajaran Teaching Factory (TEFA), peserta didik dapat belajar dan menguasai keahlian dan keterampilan sesuai dengan kompetensinya berdasarkan prosedur dan standard kerja industri sesungguhnya


Di MBP, nantinya akan dikonsep sebuah mini Industri. MBP memiliki hotel, rumah produksi roti dan kue. Selain sebagai media pembelajaran, dua produk tersebut akan dikelola oleh mahasiswa dan selanjutnya dapat dipasarkan ke masyarakat.

"Hotel nanti akan kita kembangkan. Kita juga punya rumah bakery. Kita hadirkan konsep mini industri di kampus. Sehingga ketika lulus mahasiswa memiliki kompetensi sesuai yang sesuai dengan dunia kerja," kata Kanom.


Kegiatan itu merupakan rangkaian dari peningkatan mutu pengajaran pada program studi MBP Poliwangi. Kegiatan yang merupakan hibah dari kementerian yang berhasil didapatkan oleh Poliwangi.


"Tidak semua prodi maupun Politeknik bisa mendapatkan, namun alhamdulillah MBP Poliwangi bisa mendapatkan hibah tersebut," ujar M. Shofi'ul Amin, S. T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi.


Dirinya menjelaskan hibah tersebut merupakan pemicu untuk meningkatkan 3 hal antara lain peningkatan kurikulum, pengembangan SDM, dan pengembangan institusi melalui kegiatan-kegiatan yang bisa kolaborasi dengan industri.


"Harapannya dengan adanya pemutakhiran bisa meningkatkan kurikulum, dosen-dosen dibekali dengan sertifikasi kompetensi, pola pengembangan dengan industri untuk penjajakan di teaching factory ataupun teaching industri," ungkapnya.


Masih Shofi'ul, dirinya juga berharap melalui pemutakhiran kurikulum dapat mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan baik.


"Target berikutnya pengembangan skema sertifikasi yang ada di lembaga sertifikasi profesi di Poliwangi. Perihal kerja sama industri, kami ada industri mengajar di kampus, magang industri," tambahnya.


Mengenai implementasi kepada masyarakat, pihaknya melakukan pola pengabdian MBKM yang berbentuk kegiatan sosial.


"Salah satunya bisa kegiatan kampus mengajar, bakti sosial yang melibatkan masyarakat dan kampus nantinya akan memberikan manfaat penuh kepada masyarakat khususnya di Banyuwangi," pungkasnya.