Pendakian Raung Via Wonorejo Kalibaru Banyuwangi Siap Dibuka Kembali Usai Hiatus Terdampak Erupsi

dms.jpg Sekretariat Pendakian Raung Via Wonorejo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi (Foto: Istimewa/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pendakian Gunung Raung via Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi akan dibuka kembali. Dibukanya jalur pendakian menyusul menurunnya aktivitas erupsi gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (MDPL).


Aktivitas pendakian sedianya akan dibuka pada tanggal 01 Agustus 2025. Informasi pembukaan itu tertuang dalam surat pengumuman nomor: B.031/Pan-Pel/Mt. Raung/VI/2025. 


Kepala Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan , Dimas Wahyu Pramana membenarkan ihwal pembukaan jalur pendakian Gunung Raung tersebut. Dimas menyebut sudah sebulan lebih pendakian ditutup akibat peningkatan aktivitas Raung sejak Mei 2025.


"Efektif ditutup sejak 15 Juni lalu. Kalau dihitung dengan sekarang ya ada 45 hari masa penutupannya. Tanggal 01 Agustus disepakati bersama untuk pembukaan jalur pendakian," kata Dimas Wahyu, Minggu (27/07/2025).


Ia menambahkan keputusan pembukaan ini tak ujug-ujug dikeluarkan sekretariat pendakian. Melainkan kesepakatan bersama dan sudah mendapat rekomendasi dari stakeholder terkait.


Proses pemantauan pun dilakukan berkala melalui pos pengamatan atau PPGA Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.


"Kami rutin melakukan survei dan pengambilan data visual melalui PPGA Raung. Sebulan dua kali dikirimi per-15 hari sekali," kata Dimas. 


Segala bentuk persiapan pun dikebut guna memberikan rasa nyaman kepada calon pendaki. Durasi penutupan yang panjang mengakibatkan jalur pendakian kurang terurus.


Untuk itu, lanjut Dimas, diutus sejumlah orang melakukan pembersihan di sepanjang jalur. Beranggotakan pemandu (tour guide) dan relawan yang dikirim.


"Banyak sekali titik-titik longsor dan pohon tumbang sehingga kami memberangkatkan tim yang melakukan penyisiran dan perbaikan jalur," jelasnya.


Imbas penutupan pendakian Gunung Raung cukup menguras pendapatan pemandu lokal. Ratusan jadwal perjalanan batal usai penutupan pada 15 Juni 2025.


Uang panjar yang sudah dibayar pelancong terpaksa dikembalikan. Selama itu pula para pemandu jalur kehilangan mata pencaharian.


"Ratusan pendakian cancel dan harus mengembalikan DP-nya. Tapi masih ada sedikit yang menjadwal ulang berangkat pada bulan Agustus," ungkap Dimas.


"Warga sini sudah menggantungkan hidup sebagai tur guide disamping ada yang yang hidup berkebun tanaman kopi," imbuhnya.


Gunung Raung terakhir mengalami erupsi pada pada hari Senin tanggal 07 Juli 2025 , pukul 03.21 WIB. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak atau 4132 meter di atas permukaan laut (MDPL). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan saat itu.


"Setelah tanggal 7 Juli sudah tidak ada erupsi lagi. Tapi hembusan masih tinggi dan gempa tremor menerus masih ada," kata Ketua PPGA Raung Agung Tri Subekti.


Gunung Raung masih berstatus level II atau waspada. Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan dilarang mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah. (ep)