
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Segenap masyarakat Pantai Muncar, Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi menggelar tradisi Petik Laut. Petik Laut tersebut digelar tiap lima belas Suro penanggalan Jawa bertepatan tahun ini pada hari Rabu (2/8/2023).
Petik Laut Muncar merupakan tradisi masyarakat pesisir Muncar yang diyakini sebagai wujud rasa syukur atas hasil laut yang mereka dapatkan selama satu tahun.
Ketua Panitia Petik Laut Muncar Tahun 2023, Sihat Aftarjo, mengatakan acara tradisi Petik Laut ini dipersiapkan jauh hari oleh para nelayan di Muncar secara bergotong-royong. Rangkaian acara Petik Laut Muncar resmi dimulai pada tanggal (22/7/2023) lalu, ditandai dengan peresmian gelar UMKM pada sore harinya.
"Alhamdulillah, saya atas nama panitia mengucapkan terimakasih sekaligus bersyukur dapat melaksanakan acara Petik Laut ini dengan lancar dan meriah. Tentunya semua ini bisa terlaksana karena izin Allah SWT, ditambah ikhtiar dan kerjasama para nelayan sinergi dengan pemerintah di Muncar, saling membantu menyiapkan acara ini," ujar Sihat Aftarjo.
Ribuan masyarakat Muncar antusias rayakan tradisi petik laut Muncar tahun ini. Mereka datang ke pantai Muncar yang lokasinya berada dalam kawasan Pelabuhan Muncar. Sebagian masyarakat ada yang berasal dari luar Muncar turut menyaksikan prosesi acara di pantai hingga melepas sesaji ke laut.
Sehari sebelumnya, masih Sihat, masyarakat setempat juga telah melakukan sejumlah acara, mulai mengarak sesaji keliling kampung (ider bumi), hingga tirakatan dengan menggelar pengajian bersama.
Petik Laut Muncar sendiri sudah ada sejak lama, beberapa sumber lisan menyebutkan bahwa tradisi ini berlangsung sejak tahun 1900-an. Sebagai tradisi yang sudah ada sejak lama, Petik Laut Muncar tetap lestari hingga sekarang.
Kata sihat, Tradisi ini diawali dengan mengarak sesaji yang ditaruh dalam sebuah replika perahu nelayan. Perahu kecil ini berukuran 3 meter dengan warna serta ornamen umbul-umbul, persis perahu yang digunakan nelayan saat melaut. Inilah yang disebut Gitik.
Kemudian gitik sesaji tersebut dibawa ke atas kapal dimana sebelumnya disambut dengan enam penari gandrung. Kapal yang membawa gitik kemudian mulai bergerak ke tengah samudera bersama iring-iringan puluhan kapal lainnya. Kapal beraneka motif dan warna berpadu di sana.
Selanjutnya, iring-iringan berhenti di dekat semenanjung Sembulungan. Di kawasan yang sering disebut Plawangan dimana gitik dilarung ke laut dibawah pimpinan seorang sesepuh. Kemudian iringan perahu menuju Sembulungan, sebuah semenanjung kecil di tengah perairan laut Muncar.
Di tempat ini, nelayan kembali melarung sesaji untuk ke dua kalinya. Kemudian terakhir menuju ke Makam Sayid Yusuf yang ada di semenanjung itu, kemudian diakhiri dengan selamatan dan doa bersama. Seperti diketahui oleh masyarakat setempat Sayid Yusuf adalah orang pertama yang membuka lokasi Tanjung Sembulungan.
Wakil Bupati Banyuwangi H. Sugirah saat menghadiri pesta rakyat ini mengatakan, setiap agenda kegiatan apapun harus berdampak kepada masyarakat. Contohnya acara petik laut ini menghidupkan UMKM dan efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi baru di Kecamatan Muncar.
"Berikut kita lihat bahwa masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan pelaku UMKM sudah beberapa hari ini ikut serta dalam meramaikan acara Petik laut dan ini mengungkit pertumbuhan ekonomi baru, jadi inilah harapan dari pemerintah kabupaten Banyuwangi," jelas H. Sugirah.
Ribuan warga masyarakat baik dari dalam dan luar Muncar turut larut dalam kemeriahan acara tradisi Petik Laut tahun ini. Tak sekedar menyaksikan rentetan prosesi acara petik laut, mereka juga datang untuk menikmati beragam hiburan yang ada di sana. Seperti pentas seni dan pasar malam yang menjual beragam produk, mulai fashion, kuliner, hingga olahan hasil laut.
Hadir dalam acara ini adalah jajaran Forpimka Muncar dan Forpimda Banyuwangi, para tokoh nelayan, tokoh masyarakat, perangkat Desa se Kecamatan Muncar, wakil utusan dari Dinas Pariwisata Banyuwangi, Dinas Perikanan Banyuwangi, Kepala UPT PPP Muncar dan anggota DPRD Banyuwangi. (*)