
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dirasakan berbeda bagi Keira Dinar (7) atau panggilannya Keke, siswa baru SDN 4 Tegalarum, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Dinar mengikuti kegiatan pengenalan lingkungan seorang diri tanpa seorangpun mulai Senin (14/07/2025) kemarin.
Didampingi guru kelas, Dinar tanpa rasa canggung mengikuti arahan dan bimbingan yang diberikan. Saat diperkenalkan lingkungan dari ruang kelas, fasilitas penunjang, sampai berkenalan guru lainnya diikut Dinar adenhan seksama.
"Anaknya gak takut dan canggung meskipun di hari pertama masa MPLS dia (Dinar) berada di kelas seorang diri. Satu persatu materi pengenalan yang kita berikan diterima dan diikuti dengan baik," ujar Guru Kelas 1 SDN 4 Tegalarum, Kecamatan Sempu, Yuli Setyorini, Selasa (15/07/2025).
Karena seorang diri, kata Yuli, ia mengajak siswa kelas 2 untuk menemani Dinar menjalani masa MPLS. Kebetulan kelas 1 dan 2 menempati satu gedung dan hanya disekat tripleks.
Agar selaras, kakak kelas Dinar mengenakan topi melingkar di kepala bertuliskan "Selamat Datang Adik Kelas 1". Beda dengan Dinar yang bertuliskan "Aku Siap Sekolah MPLS 2025".
"Tujuannya supaya ramai dan Dinar ada temannya. Sengaja kami rancang seperti ini dan kakak kelasnya juga senang mengikuti kegiatan MPLS dengan baik meskipun dulunya sudah pernah," ungkapnya.
Kepala Sekolah SDN 4 Tegalarum Rambat menambahkan, di masa penerimaaan peserta didik baru (PPDB) 2025, sekolahnya menerima 2 murid melalui jalur online. Sementara di hari pertama MPLS hanya Dinar saja yang hadir.
"Ada dua murid yang mendaftar melalui jalur online. Hanya saja saru murid yang hadir pada hari pertama pelaksanaan MPLS. Dia (murid) satunya hadir dan mengikuti MPLS pada hari kedua," terang Rambat.
Rambat menyebut sekolahnya mendapat tambahan 3 murid lagi melalui jalur non online. Satu murid berasal dari pindahan sekolah sebelumnya dan dua murid lagi melakukan pendaftaran secara manual atau menyusul.
"Sehingga total murid kelas 1 berjumlah 5 siswa. Seluruhnya mengikuti kegiatan MPLS di hari kedua," tambahnya.
Minimnya jumlah murid yang diterima tak lepas dari kondisi lingkungan sekitar yang minim anak didik usia sekola dasar. Ditambah usia produktif di lingkungan dekat sekolah mayoritas pergi merantau untuk bekerja baik ke Bali maupun Malaysia.
“Lokasi sekolah ini jauh dengan jalan protokol ditambah lagi penduduk usia produktif di lingkungan dekat sekolah banyak yang merantau," jelas Rambat.
Sejauh ini total murid yang mengenyam pendidikan di SDN 4 Tegalarum sebanyak 27 murid. Tahun 2025, sekolah telah meluluskan 5 siswa dan mendapatkan 5 siswa untuk penerimaan siswa tahun ini dari 28 pagu yang disediakan.
Meski minim siswa, Rambat mengatakan para guru di sekolahnya tetap memberikan pelajaran seperti di sekolah lainnya.
“Para guru tetap semangat dalam mengajar,” pungkasnya. (ep)