Terpincut Motor Murah di Facebook, PMI Asal Cianjur Tertipu Rp15 Juta, Pelaku Ngaku dari Banyuwangi

motor_king_yg_utk_menipu.jpg Foto Sepeda Motor Yamaha RX-King yang Digunakan Pelaku untuk Menipu Korban

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Kepincut motor Yamaha RX King dijual murah di Facebook, seorang pria asal Cianjur, Jawa Barat tertipu hingga Rp15 juta. Penjual yang dikenalnya lewat Facebook mengaku berasal dari Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi.


Korban diketahui bernama Abdul Goji (23), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Cilongsong, Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Ia menuturkan telah tertipu pembelian satu unit Yamaha RX-King bekas keluaran tahun 2004 yang pemiliknya mengaku dari Desa/Kecamatan Sempu, Banyuwangi.


Peristiwa penipuan yang dialaminya terjadi pada tanggal 23 Februari 2025. Bermula saat Goji ingin memiliki Yamaha RX king melalui Facebook.


"Awal mula saya kepingin cari motor Yamaha RX King melalui Facebook karena saya kan lagi kerja di Jepang. Wilayah pencurian di Facebook itu awalnya cari yang dari sekitaran Cianjur supaya keluarga bisa ngecek," kata Goji kepada BWI24Jam, pada Minggu (02/03/2025).


Saat berselancar di Facebook itu ia terpikat oleh salah satu postingan di grup jual beli oleh akun bernama Andin. Ketika dihubungi melalui messenger pemilik akun tidak merespon.


Lantas Goji menghubungi pemilik akun melalui nomor telepon yang tertera pada postingan. 


"Saat dichat via WA terus ngirimin foto-foto motor yang persis dijual di Facebook yang ada di grup itu. Saat itu pemilik motor menelpon saya dan memberi tahu harga jualnya. Si penjual ini juga memvideokan kondisi dan spek sepeda motor," ungkapnya.


Pada awalnya, si penjual mematok harga motor Yamaha RX King itu dengan harga Rp 16 juta. Namun setelah negosiasi, harga yang disepakati berada di angka Rp 14,5 juta.


Goji sempat menanyakan alasan dibalik dijualnya motor kepada si Penjual. Menurutnya, si penjual beralasan istrinya melahirkan dan butuh dana cepat.


"Kasihan juga saat mendengar si penjual istrinya mau melahirkan dan butuh uang. Ditambah lagi saya juga kepingin banget punya motor itu," terangnya.


Setelah sepakat akhirnya transaksi pun dimulai.  Tak sedikitpun Goji curiga dengan pria yang baru dikenalnya itu. 


Si penjual bahkan mengajaknya video call dan memperlihatkan kondisi motor yang ditawarkan kepada Goji. Ia pun sepakat dan bersedia mentransfer uang sebesar Rp15 juta secara bertahap.


"Kayak real banget itu mas sama si penjual pas video call juga diperlihatkan mukanya dan kondisi motornya," ujarnya.


Goji dan si Penjual sepakat dengan harga Rp14,5 juta. Si penjual meminta uang pembayaran melalui transfer ke rekening bang.


Untuk meyakinkan Goji, si penjual menyarankan agar pembayaran ditransfer ke pihak ketiga. Mirip rekening bersama (rekber) pada toko online.


Rekber yang ditunjuk si penjual juga berasal dari ekspedisi yang digunakan untuk mengantar calon motor Goji. Sesampainya di ekspedisi itu si penjual kembali melakukan panggilan video.


"Saat udah di ekspedisi, dia (si penjual) video call. Yang membuat saya yakin itu ada banyak orang di kantor yang katanya itu kantor ekspedisi milik J&T Cargo," tutur Goji.


Si penjual menurut Goji sempat memberikan sambungan videonya kepada pria dari pihak ekspedisi yang dimaksud. Goji semakin yakin. Ditambah ia diberikan bukti resi pengiriman dari jasa ekspedisi tersebut jelas dengan nama barang yang akan dikirim.


Keyakinan Goji makin kuat. Ia pun mentransfer sejumlah uang secara bertahap. Sampai terkumpul total Rp15 juta yang dikirim Goji kepada pemilik rekening bernisial EJE.


"Saya transfer bertahap kepada rekening atas nama Endang Januari Evan yang mengaku dari pihak ekspedisi," jelasnya.


Setelah uang ditransfer dan Goji mendapat bukti resi pengiriman motor yang dinanti tak kunjung datang. Kecurigaan Goji mulai terbuka saat kontak telepon si penjual tak bisa dihubungi.


Begitupun nomor telepon pria yang mengaku dari pihak ekspedisi. Tak bisa dihubungi. Goji merasa nomornya sudah diblokir oleh keduanya.


"Setelah diblokir itu saya baru sadar telah ditipu oleh si penjual termasuk pria yang mengaku dari ekspedisi yang sekongkol sama penjual. Yang menjadi sesak adalah saat si penipu menggunakan nomor lain terus mengirimi saya voice note minta maaf telah menipu saya," ujarnya.


Nama RQ yang dipakai si pelaku untuk memperdaya Goji ternyata identitas orang lain. Foto KTP yang dikirim kepada Goji ternyata editan.


"Betul itu nama warga Dwsa Sempu akan tetapi sudah diedit. Foto sama identitasnya tidak sama. Setelah kami cek kepada ketua RT si pemilik KTP yang sudah diedit itu ternyata juga pernah menjadi korban penipuan juga," kata Andi Komeng, perangkat Desa Sempu melalui WhatsApp. (ep)