Angka Bunuh Diri di Banyuwangi Capai 23 Kasus Hingga November 2024, Ini Upaya Dinas Kesehatan

plt_kepala_dinkes_bwi2024.jpg Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat saat Rakor Bertema Mental Health Awareness for Leaders

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, angka bunuh diri meningkat tajam dibanding tahun 2023 yang hanya 3 kasus.


Dari Januari hingga November 2024 ini, tercatat ada 23 kasus bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Faktor penyebabnya dijelaskan Plt. Kepala Dinkes Banyuwangi Amir Hidayat.


"Catatan kami selama tahun 2024 ini ada 23 kasus, dibanding tahun 2023 hanya 3 kasus, ini meningkat signifikan," kata Amir, Jumat (22/11/2024) kepada BWI24Jam.


Dari penelusuran yang dilakukan Dinkes Banyuwangi, diketahui beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Yaitu sebagian karena depresi dan permasalahan ekonomi yang dipicu oleh maraknya pinjaman online (pinjol), termasuk judi online (judol), dan masalah ekonomi lainnya.


"Ini terus kita telusuri penyebabnya, mudah-mudahan kita bisa tekan (angkanya) dan kita cegah supaya tidak terjadi lagi," ujar Amir.


Dinkes Banyuwangi bergerak cepat dengan menggencarkan edukasi kepada masyarakat dan meningkatkan koordinasi dengan tenaga kesehatan.


Selain itu, langkah kolaboratif dilakukan melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa Lawang di Malang untuk menangani kasus berat. Untuk gangguan kesehatan mental ringan, Puskesmas Licin bersama RSUD Blambangan menjadi garda terdepan.


Amir menegaskan bahwa peran orang terdekat atau keluarga sangat penting dalam pencegahan. "Kami berharap ketika anak-anak ada problem Anxiety, kepada para orang tua mohon itu jangan dihindari, justru harus dirangkul supaya ada solusi apa yang dialami," tuturnya.


Dinkes Banyuwangi berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap kesehatan mental, sehingga kasus bunuh diri dapat ditekan secara signifikan di tahun mendatang.


"Ketika ada problem jangan disimpan, jangan dipendam. Langsung komunikasikan kepada orang terdekat yang bisa memberikan solusi, kalau tidak bisa ada tenaga kesehatan untuk konseling sampai kalau penanganan berat, ada faskes terkait yang menangani," pungkasnya. (rq)