
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Tren kasus HIV/AIDS di Banyuwangi dalam tiga tahun terakhir menunjukkan fluktuasi. Meski jumlah kasus baru sempat menurun, angka kematian masih cukup tinggi akibat pasien tidak patuh menjalani pengobatan.
Pada 2023, tercatat 544 kasus HIV dan 184 kasus AIDS dengan 14 kematian. Tahun berikutnya, 2024, angka HIV menurun menjadi 463 kasus dan 43 kasus AIDS, namun kematian meningkat menjadi 56 kasus. Sementara pada 2025, hingga Oktober tercatat 289 kasus HIV dan 95 kasus AIDS dengan 95 kematian.
“Tahun 2023 paling tinggi kasus HIV, tapi angka kematian turun karena pengobatan langsung kami berikan. Tahun 2024 menurun, tapi kematian naik karena banyak yang tidak patuh minum obat,” jelas Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat.
Untuk menekan penyebaran dan angka kematian, Dinkes Banyuwangi menerapkan tiga strategi utama. Pertama, Deteksi dini (tracing) melalui tes HIV di puskesmas, rumah sakit, klinik, hingga Lapas.
Kedua, lanjut Amir, Same-Day ART, yaitu pasien langsung mendapat terapi ARV di hari hasil tes keluar. "Selanjutnya, pemantauan rutin, pemeriksaan viral load, dan penanganan infeksi penyerta seperti TB," imbunnya.
Selain tiga strategi utama tersebut, Dinkes juga membentuk tim khusus untuk melacak pasien yang putus obat agar segera kembali menjalani pengobatan. Amir juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan langkah pencegahan ABCDE:Abstinence (tidak melakukan seks berisiko), Be Faithful (setia pada pasangan), Condom, Drug No, dan Education.
“Edukasi ke kelompok berisiko akan terus dimasifkan, sementara penanganan medis akan kami intensifkan,” tegasnya. (ep)