Sekolah Katolik di Muncar Ajarkan Toleransi Melalui Peringatan Maulid Nabi

08478602-B271-462E-9712-4F8FA15F2A40.jpeg Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolah katolik Muncar

BWI24JAM, Banyuwangi - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ramai digelar di Banyuwangi, tak terkecuali oleh para pelajar. Namun ada yang unik dalam pelaksanaan peringatan maulid Nabi di Muncar. Pasalnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan oleh sekolah katolik Muncar sekaligus dengan bakti sosial. 


Acara yang bertempat di Desa Kedungrejo, Muncar, Banyuwangi, Selasa (18/10/2022) itu juga berjalan dengan lancar dan layaknya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pada umumnya.


Tentunya, kegiatan tersebut dilakukan dengan maksud menjunjung toleransi di tengah masyarakat. "Tujuannya mengenalkan bentuk toleransi secara nyata kepada siswa-siswi kami di sekolah katolik. Menumbuhkan rasa empati kepada sesama mengingat di sekolah kami semua agama ada," ungkap Lian Bagus Febrianto, S.Kom., selaku ketua panitia.


Layaknya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, siswa-siswi juga diajak untuk kirab dan berakhir dengan pembagian sembako. 


"Acara diawali dengan kirab ke Taman Suropati, Tembok Rejo, diikuti oleh siswa-siswi yang muslim dan juga yang beragama lain," ungkap Laksmarion Moll, Kepala Sekolah Katolik Muncar.


Selain kirab, lanjut Laksmarion, acara juga diisi dengan tausyiah dan pembagian sembako. "Pembagian sembako kepada abang-abang becak khususnya yang menjadi langganan siswa-siswi di sekolah," lanjutnya.


Mengenai pelaksanaan, Laksmarion menjelaskan bahwa kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga dikoordinasikan bersama Takmir Masjid At-Taqwa Muncar.

"Satu Minggu sebelumnya kami sudah meminta ijin kepada pengurus Masjid At-Taqwa untuk memainkan drum band lagu-lagu bertemakan Maulid Nabi," jelasnya.


Sementara itu Ketua Takmir Masjid At-Taqwa Muncar Ustadz Umar Sugianto, M.Pd., menjelaskan pelaksanaan peringatan Maulid Nabi oleh sekolah katolik tersebut tetap dilakukan oleh umat Islam.


"Jadi sekolah katolik Muncar sebagian besar siswa-siswinya muslim, jadi tetap yang mengadakan orang muslim. Sementara untuk yang non muslim hanya membantu dan memfasilitasi," jelasnya.


Tentunya hal ini berkaitan dengan menjunjung toleransi yang dibentuk di lingkungan sekolah katolik. "Di sekolah tersebut juga ada guru agama Islam, sebagian siswa-siswinya juga Islam jadi wajar di sekolah mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bukan maksud mencampur adukkan agama," tegasnya.


Umar menegaskan peringatan yang dilakukan di sekolah katolik tersebut dilakukan oleh guru dan siswa-siswi yang muslim.

"Jadi bukan yang non muslim ya yang merayakan," pungkasnya.