
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus memperkuat upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC). Hingga Agustus 2025, berbagai langkah deteksi dini, pengobatan, dan pencegahan telah dilakukan, seiring dengan tantangan yang masih dihadapi.
Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, menyampaikan bahwa jumlah terduga TBC yang berhasil ditemukan mencapai 18.637 orang, atau 87,91 persen dari estimasi target. Dari jumlah tersebut, tercatat kasus baru TBC sebanyak 1.976 pasien.
“Artinya masih ada banyak kasus laten yang belum terdeteksi, dan sebagian pasien yang sudah terdiagnosis belum memulai atau belum tuntas pengobatan. Karena itu, cakupan pengobatan menjadi perhatian bersama,” ujar Amir, Kamis (18/09/2025).
Amir menambahkan, sepanjang Januari–Agustus 2025 tercatat 57 kematian akibat TBC di Banyuwangi. Sementara kasus TBC anak mencapai 264 anak, dengan 255 di antaranya telah menjalani pengobatan. Hal ini mengindikasikan adanya transmisi aktif dalam rumah tangga yang perlu segera diputus rantainya.
Adapun tingkat keberhasilan pengobatan TBC di Banyuwangi telah mencapai 83,7 persen. Capaian ini, kata Amir, menjadi dorongan agar strategi pengendalian TBC semakin diperkuat.
“Pencegahan harus terus kita gencarkan. Masih ada stigma di masyarakat terhadap TBC dan belum semua pasien memiliki jaminan kesehatan. Maka, kesadaran kolektif sangat penting untuk mencegah penularan sekaligus mendukung pasien menjalani pengobatan sampai tuntas,” jelasnya.
Dinkes Banyuwangi bersama jejaring layanan kesehatan mendorong masyarakat menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, tidak merokok, dan rutin berolahraga. Selain itu, tindakan pencegahan penularan juga ditekankan melalui etika batuk yang benar, penggunaan masker, serta menjaga sanitasi dan sirkulasi udara rumah agar tetap sehat.
“Segera periksakan diri ke puskesmas atau klinik jika mengalami batuk berkepanjangan. Periksa dini adalah kunci untuk mencegah penularan lebih luas,” imbaunya.
Dari sisi intervensi medis, langkah yang dijalankan meliputi pemberian vaksinasi BCG pada anak-anak, pengobatan pencegahan TBC (TPT) bagi anak yang memiliki kontak erat dengan penderita, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.
Pihaknya menegaskan bahwa penanggulangan TBC tidak bisa hanya ditangani oleh sektor kesehatan. Perlu dukungan seluruh elemen, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga lintas sektor pemerintahan. (*)