Lewat Pengabdian Masyarakat, Nelayan dan Istri di Pantai Cemara Banyuwangi Ciptakan Ekonomi Hijau

pengabdian_masyarakat_bwi2024.jpg Program Pengabdian Masyarakat di Pantai Cemara oleh Dosen Fakultas Pertanian dan Perikanan UNTAG Banyuwangi (Foto: Ridho Alayka/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pantai Cemara, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, tengah bertransformasi menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat.


Melalui program pengabdian masyarakat yang digagas oleh Dosen Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Banyuwangi, Akbar Sandi Wijaya, S.Pi., M.Si.,


Kawasan pantai ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi laboratorium hidup bagi pengembangan ekonomi hijau.


Selama ini, Pantai Cemara memang memiliki potensi wisata yang besar. Namun, sejumlah permasalahan seperti kurangnya pemanfaatan ruang kosong dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi ramah lingkungan menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, khususnya para nelayan. 


Menjawab tantangan tersebut, program pengabdian masyarakat ini fokus pada peningkatan kapasitas istri nelayan melalui pelatihan hidroponik dan aquaponik. Metode budidaya ikan lele dalam galon ini dipilih karena mudah diterapkan dan berpotensi meningkatkan pendapatan keluarga.


Selain itu, program ini juga menyasar pada pengelolaan lingkungan yang lebih baik dengan melibatkan masyarakat dalam pembibitan mangrove dan pengolahan sampah.


"Kami ingin menjadikan Pantai Cemara sebagai contoh nyata bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan," ujar Akbar Sandi Wijaya, Rabu (09/10/2024)


Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam skema Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2024


"Dengan melibatkan istri nelayan dalam kegiatan ekonomi produktif, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pada akhirnya berkontribusi pada pembangunan daerah," sambungnya.


Pilihan teknologi hidroponik dan aquaponik bukan tanpa alasan. Kedua metode budidaya ini sangat cocok diterapkan di daerah pesisir karena membutuhkan sedikit lahan dan air tawar.


Selain itu, hasil panen yang diperoleh lebih cepat dan berkualitas. Dengan demikian, istri nelayan dapat memiliki penghasilan tambahan dari hasil penjualan sayuran hidroponik dan ikan lele.


Program ini tidak hanya sebatas mengajarkan teknik budidaya. Lebih jauh, program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan, agar lebih mandiri dan kreatif. 


Melalui pelatihan manajemen dan pemasaran, diharapkan para istri nelayan mampu mengelola usaha mereka dengan baik dan mengembangkan produk-produk olahan dari hasil panen.


Kolaborasi antara peneliti, perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyambut baik inisiatif ini dan berkomitmen untuk mendukung pengembangan Pantai Cemara sebagai kawasan wisata yang berkelanjutan.


Keberhasilan program ini diharapkan dapat menginspirasi untuk mengembangkan potensi. Pantai Cemara bisa menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa hidup berdampingan dengan alam secara harmonis dan sejahtera. (ra)