OPINI: Nasib Pilu Pasar Sobo Banyuwangi: Revitalisasi yang Sia-sia? Oleh: Ridho Alayka Nashrulloh*

pasar_terminal_sobo_bwi2024b.jpg Kondisi di Dalam Pasar dan Terminal Pariwisata Terpadu, Sobo, Banyuwangi (Foto: Ridho Alayka N/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Dulu, Pasar Sobo Banyuwangi adalah salah satu jantung perekonomian masyarakat sekitar. Pasar tradisional yang semarak ini menjadi saksi bisu aktivitas jual beli warga. Namun, seiring berjalannya waktu, pasar yang penuh sejarah ini perlahan memudar dan kini tinggal kenangan.


Revitalisasi besar-besaran yang dilakukan pada tahun 2015 dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan para pedagang dan memajukan perekonomian Banyuwangi, justru berujung pada paradoks. Pasar Sobo yang ikonik lenyap ditelan modernisasi, digantikan oleh Pasar Pariwisata Terpadu yang megah.


Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, saat itu optimistis revitalisasi ini akan membawa dampak positif. "Hal ini membuka peluang untuk lebih banyak lagi konsumen yang datang, perekonomian bertumbuh dan aspek pendukung mobilisasi pariwisata juga ikut terfasilitasi," ungkap Anas pada detikcom tahun 2014. Namun, harapan tersebut kini sirna.


Ironisnya, tidak satupun pedagang Pasar Sobo yang menempati kios-kios di tempat yang kini bernama Pasar dan Terminal Pariwisata Terpadu yang baru tersebut. Revitalisasi yang menelan biaya hingga Rp 27 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini seakan menjadi proyek mubazir. Pembangunan yang dimulai pada tahun 2015 dengan alokasi dana bertahap ini tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat.


Dilema Modernisasi: Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa revitalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang justru berujung pada kegagalan? Beberapa pertanyaan kritis perlu diajukan:

Harga Sewa: Apakah biaya sewa kios terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau oleh pedagang?

Fasilitas Pendukung: Apakah fasilitas yang disediakan di pasar baru sudah memadai?

Promosi: Apakah pemerintah daerah telah melakukan promosi yang efektif untuk menarik pengunjung ke pasar baru?


Dampak Sosial Ekonomi: Hilangnya Pasar Sobo tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi juga pada masyarakat sekitar. Pasar tradisional ini bukan hanya tempat berdagang, tetapi juga menjadi pusat interaksi sosial dan budaya. Dengan hilangnya pasar ini, ikatan sosial yang terjalin selama bertahun-tahun pun ikut terputus.


Pelajaran Berharga: Kisah Pasar Sobo Banyuwangi memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan. Revitalisasi tidak hanya sekadar mengubah tampilan fisik, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Partisipasi aktif dari para pedagang dan masyarakat setempat sejak awal perencanaan sangat penting untuk memastikan keberhasilan suatu proyek.


Ke depan, perlu dilakukan kajian mendalam untuk mencari solusi atas permasalahan ini. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:


Evaluasi menyeluruh: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek revitalisasi Pasar Sobo, mengidentifikasi kekurangan, dan mencari solusi yang tepat; Dialog dengan pedagang: Membuka ruang dialog dengan para pedagang untuk mendengarkan aspirasi dan masukan mereka.


Promosi yang efektif: Melakukan promosi yang intensif untuk menarik pengunjung ke Pasar Pariwisata Terpadu.


Penyesuaian kebijakan: Menyesuaikan kebijakan terkait pengelolaan pasar, seperti harga sewa kios dan fasilitas yang disediakan.


Nasib Pasar Sobo Banyuwangi menjadi pengingat penting bagi kita semua. Modernisasi harus sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Jangan sampai pembangunan justru menjauhkan kita dari akar budaya dan nilai-nilai lokal. (*)

*Ridho Alayka Nashrulloh, Sarjana Pendidikan Sejarah