Perizinan Jaranan di Desa Wonorejo Situbondo Dinilai Kian Sulit, Warga Keluhkan Banyak Syarat

wonorejo_stbo.jpg Tugu Pancasila di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo (Foto: Wongsorejo24Jam/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Situbondo - Perizinan pertunjukan seni jaranan di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, kini dinilai semakin sulit oleh warga. Padahal, desa yang berbatasan langsung dengan Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi itu sejak lama kerap menggelar pertunjukan jaranan Banyuwangi saat warga punya hajat.


Warga yang mengeluhkan sulitnya perizinan tersebut adalah Andreas T. Pradana. Ia berencana menggelar pesta pernikahan pada 2 Juni 2025 mendatang dan ingin mengundang grup seni jaranan Sidodadi dari Baluk, Kebalenan, Banyuwangi.


"Saya dan keluarga mau nanggap jaranan, namun ternyata izinnya sangat sulit sekarang, tidak seperti sebelum-sebelumnya," ujar Pradana kepada BWI24Jam, Selasa (20/05/2025).


Pradana mengaku telah mengurus izin ke pemerintah desa dan juga mengajukan permohonan ke Polsek setempat.


"Bahkan ibu saya telah memberi uang Rp 500 ribu sebagai terima kasih, dan ternyata syarat-syaratnya sekarang banyak," tambahnya.


Menurut Pradana, pihak keamanan kini memberlakukan sejumlah syarat tambahan untuk menggelar pertunjukan jaranan, seperti keharusan memasang pagar pembatas dan menyediakan mobil ambulans di lokasi.


Ia menduga, ketatnya perizinan ini berkaitan dengan insiden yang pernah terjadi beberapa bulan lalu di Desa Wonorejo, saat seorang pemain jaranan yang berusia lansia meninggal dunia saat pentas berlangsung.


"Bisa jadi karena itu, atau karena hal lain. Yang jelas, izin jaranan sekarang tidak seperti dulu yang mudah, bahkan syaratnya sekarang itu jaranan tidak boleh ndadi, tidak boleh makan beling," bebernya.


Sejak dahulu, warga Wonorejo yang berada dekat dengan kawasan Taman Nasional Baluran kerap menghadirkan hiburan jaranan sebagai bagian dari tradisi dalam hajatan. Hal ini menjadi bagian dari kekayaan budaya yang ingin terus dilestarikan.


Pradana berharap pihak berwenang dapat memberi kelonggaran dan mendukung pelestarian budaya lokal.


"Saya ngundang jaranan itu kan sebagai bentuk kecintaan saya terhadap seni dan budaya Indonesia. Jadi saya ingin izin itu keluar," pungkasnya. (rq)