BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Sejak kecil, Marsellinus Wellip hanya memiliki satu cita-cita: menjadi perawat atau mantri kesehatan. Kecintaannya pada profesi ini membawanya mengabdi di tanah kelahirannya, Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Papua, yang dihuni sekitar 1.900 jiwa di tujuh kampung terpencil.
Di tengah tantangan geografis, Marsel, sapaan akrabnya, berjuang tanpa lelah demi kesehatan masyarakat yang jauh dari jangkauan fasilitas kesehatan modern.
Sejak 2010 hingga beberapa tahun kemudian, Marsel menjalani rutinitas yang tak biasa. Dengan keberanian yang luar biasa, ia menempuh perjalanan kaki melewati hutan tropis yang lebat, lembah terjal, hingga sungai yang lebar demi menjangkau masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Baginya, setiap langkah yang ditempuh adalah pengabdian, bahkan pernah ia harus berjalan kaki selama empat hari penuh untuk mencapai salah satu kampung di pelosok.
“Saya akan merasa lebih berguna jika langsung bisa membantu masyarakat di sana, meskipun saya tahu pasti kondisinya berat,” ungkapnya.
Prinsip ini menjadi landasan dedikasinya untuk tetap bertahan dalam kondisi yang berat sekalipun. Baginya, melihat senyum warga yang merasakan manfaat dari pelayanannya adalah kepuasan tak tergantikan.
Marsel tak hanya fokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga aktif melakukan kegiatan sosial. Ia mengajarkan masyarakat cara hidup sehat, memberikan imunisasi bagi anak-anak, serta posyandu di setiap kampung.
Tak jarang, ia ikut serta dalam kegiatan sehari-hari masyarakat, seperti berburu, makan pinang bersama, dan berkebun. Dengan membaur, Marsel berhasil menciptakan ikatan yang lebih mendalam.
Di mata warga, Marsel bukan hanya seorang perawat. Ia telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, seorang sahabat, dan pelindung kesehatan di tengah rimba Papua.
Kisah perjuangannya menginspirasi banyak orang, hingga pada tahun 2014, Marsel dianugerahi penghargaan Satu Indonesia Awards oleh Astra International dalam kategori kesehatan. (rq)
Penulis: Miftahur Rizqi (Riqi)