
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Selain Desa Kebaman dan Sukonatar, Kecamatan Srono, penyakit chikungunya turut menjangkiti puluhan warga di Kecamatan Cluring dan Purwoharjo, Banyuwangi. Temuan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi menyebutkan ada 20 kasus di dua desa.
"Total ada 20 kasus yang dilaporkan. Masing-masing 10 kasus di Desa Sarimulyo dan Tamanagung. sementara ada 6 kasus yang dilaporkan dari Kecamatan Purwoharjo," kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat, Jumat (07/2/2025).
Serangan chikungunya, lanjut Amir, tidak sampai menimbulkan fatalitas (kematian). Hanya saja terjadi nyeri persendian yang dialami warga yang terjangkit.
"Warga yang terkena gejala chikungunya merasakan sakit pada tulang-tulang terutama persendian. Akan tetapi tidak sampai menimbulkan fatalitas (kematian)," jelasnya.
Hampir sama dengan demam berdarah dengue (DBD), penyebaran penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Akan tetapi DBD lebih mematikan jika tidak tertangani dengan baik.
"Gejala DBD jika tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kematian. Sedangkan chikungunya gejalanya nyeri pada persendian dan tak sampai menimbulkan fatalitas (kematian)," kata Amir.
Amir menyatakan pihaknya telah melakukan penanganan terhadap warga yang terjangkit. Selain perawatan, langkah pencegahan dilakukan lewat pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kami sudah bentuk tim surveilans epidemiologi untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Termasuk menggandeng pemerintah desa setempat melakukan langkah pencegahan dengan melakukan fogging dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," bebernya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk melalui cara-cara yang lazim dilakukan. Yakni menguras dan menutup rempat penampungan air, membersihkan barang bekas yang berada di sekitar tempat tinggal masing-masing.
Barang-barang bekas yang terbuang berpotensi menjadi tempat penampungan air hujan dan menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
"Karena nyamuk Aedes aegypti itu berkembang biak di tempat yang tidak berhubungan dengan media tanah. Melainkan di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum burung, maupun botol-botol minuman bekas yang menampung air hujan," terangnya. (ep)