Siswa-siswi SMAN 1 Giri Banyuwangi Cosplay Pakaian Adat dalam Memperingati Sumpah Pemuda

smagi_banyuwangi_sumpahpemuda2024b.jpg Penyerahan Hadiah Lomba Cosplay Pakaian Adat di SMAN 1 Giri Banyuwangi dalam Memperingati Hari Sumpah Pemuda (Foto: Riqi/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Dengan diiringi audio musik tradisional, siswa-siswi tampil dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Tak sekadar berpose, para siswa tampil berpasangan dan menari sesuai dengan pakaian adat yang mereka kenakan,


Ya, SMAN 1 Giri (SMAGI) Taruna Bangsa, baru saja menutup rangkaian peringatan hari Sumpah Pemuda dengan kegiatan cosplay pakaian adat Nusantara, pada Senin (04/11/2024).


Sebelumnya, pada Hari Sumpah Pemuda yang jatuh di tanggal 28 Oktober, mereka memperingatinya di tingkat kabupaten. Kemudian di SMAGI, juga dirangkai dengan berbagai perlombaan, seperti lomba pidato, lomba debat, dan lomba video kreatif.


Kepala SMAN 1 Giri, I Ketut Renen, menekankan bahwa peringatan ini bertujuan menanamkan nilai persatuan dan sejarah perjuangan pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928.


“Dengan kegiatan ini, anak-anak diharapkan dapat mengingat dan memahami bahwa Sumpah Pemuda adalah momen penting untuk menyatukan tekad, satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa,” ujar I Ketut Renen.



"Jadi memang kita mengedukasi anak-anak, di Nusantara ada banyak sekali suku-suku, banyak pakaian adat, yang harus mereka kenal dengan cara mengenakan melalui ajang lomba di sekolah," imbuhnya.


Ditambahkan Waka Humas SMAN 1 Giri, Sri Widowati, sebelum acara cosplay pakaian adat dimulai, pada pagi hari, salah satu sekolah favorit di Bumi Blambangan itu melaunching Jaringan dan Dokumentasi Informasi Hukum (JDIH) dari Pemkab Banyuwangi.


"Kebetulan SMA/SMK se-Kabupaten Banyuwangi yang terpilih ada anjungan JDIH ialah hanya di SMAN 1 Giri," kata Widowati.


JDIH, yang akan menjadi pusat sumber belajar bagi para siswa terkait kesadaran hukum, lengkap dengan layanan pengaduan. Peresmian anjungan JDIH ini dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Kabupaten Banyuwangi, Ahmad Jaenuri dan Kabag Hukum Pemkab Banyuwangi, Aang Muslimin Susiawan.


Semua elemen sekolah, termasuk guru dan kepala sekolah, ikut mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Setiap kelas menampilkan pakaian adat dari daerah yang berbeda. Mereka yang terpilih oleh juri, mendapat hadiah dan trofi juara. (rq)