
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Keluarga DT, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sempu, masih menghadapi kesulitan dalam upaya penyelesaian kasus pengeroyokan yang menimpa DT pada Sabtu, 9 Desember 2023, di jalan raya Dusun Krajan Sempu.
Meski telah melaporkan kejadian tersebut ke Unit Reskrim Polsek Sempu pada Rabu, 13 Desember 2023, hingga kini belum ada tindak lanjut yang memuaskan dari pihak kepolisian.
RA (55) yang merupakan ayah DT, menyatakan kekecewaannya terhadap penanganan kasus ini. Ia mengungkapkan bahwa anaknya belum dipanggil untuk diperiksa atau menerima tindakan lebih lanjut.
Bahkan, RA mengakui bahwa pihaknya tidak menerima surat bukti laporan dari kepolisian, sehingga tidak dapat memperoleh hasil visum dari Puskesmas Sempu.
"Hasil visumnya belum diserahkan, karena surat dari kepolisian belum ada. Katanya mau dikirim sama Polsek, tapi saya saja tidak dapat," ungkap RA, Selasa (19/12/2023).
Iajuga menyatakan bahwa keadaan putranya, DT, masih belum pulih sepenuhnya dari luka-lukanya akibat aksi pengeroyokan tersebut.
DT, yang mengalami luka serius terutama pada kedua lututnya yang diduga diseret di aspal selama pengeroyokan, saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RS Al Huda, Gambiran.
Humas RS Al Huda, dr. Surya Dinata, mengungkapkan bahwa DT mengalami infeksi kulit akut, dan pihak rumah sakit telah melakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan nanah dan membersihkan luka.
“Pasien tersebut mengalami infeksi kulit akut. Dengan itu kami lakukan tindakan operasi,” ujar dr. Surya Dinata.
RA menjelaskan bahwa kondisi DT masih memprihatinkan, bahkan hingga DT tidak dapat berjalan sehingga ayahnya harus turun tangan untuk membantunya, seperti menggendongnya saat DT perlu pergi ke kamar mandi.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Sempu, AKP Karyadi, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengagendakan pemeriksaan terhadap korban. "Segera diagendakan memeriksa korban dan saksi," kata Kapolsek.
Sebagai informasi, pengeroyokan terjadi pada Sabtu, 9 Desember 2023 sekira pukul 11:30 WIB, di jalan raya Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sempu, tepatnya di jalan simpang empat, selatan SMP Muhammadiyah 7 Sempu.
DT dan seorang pemuda lain, E (25), menjadi korban dari kawanan preman yang tidak dikenal, jumlahnya sekitar 20 orang. DT bahkan mengungkapkan bahwa salah satu pelaku sempat menyeretnya di jalan aspal sejauh 10 meter selama insiden tragis tersebut. (*)