Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dispendik Banyuwangi Lina Kamalin (Foto: Dispendik/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi – Rintisan Desa Tuntas Wajib Belajar 13 Tahun (Rindu Bulan) menjadi kunci keberhasilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) dalam menuntaskan wajib belajar. Inovasi andalan di sektor pendidikan ini terbukti efektif menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) secara signifikan di Banyuwangi.
Program Rindu Bulan merupakan strategi percepatan yang diluncurkan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan dengan mendampingi ATS agar dapat menuntaskan pendidikan hingga setara Sekolah Menengah Atas (SMA). Inovasi ini bekerja dengan mengoptimalkan kolaborasi berbasis desa/kelurahan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti perangkat desa, satuan pendidikan, Kementerian Agama, Cabang Dinas Pendidikan, Himsi, dan Stakeholder lainnya.
Inovasi Rindu Bulan ini melanjutkan dan memperkuat capaian dari program-program terdahulu, di antaranya Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah (Garda Ampuh) dan Siswa Asuh Sebaya (SAS). Rindu Bulan menitikberatkan pada pemetaan data akurat serta penjangkauan langsung ke rumah-rumah warga.
Dalam pelaksanaannya, Dispendik Banyuwangi mengandalkan sinergi lintas sektor untuk memastikan setiap kasus ATS mendapatkan penanganan yang proporsional.
Lina Kamalin, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dispendik Banyuwangi, menjelaskan bahwa program ini menjadi motor penggerak utama penuntasan wajib belajar.
“Anak tidak sekolah adalah fenomena nasional. Negara hadir untuk memberikan layanan wajib belajar selama 13 tahun dan Kabupaten Banyuwangi melalui inovasi Rindu Bulan mampu menurunkan angka anak tidak sekolah hingga 54 persen,” ujar Lina.
Ia juga menegaskan, bahwa langkah awal yang krusial adalah verifikasi dan validasi data ATS yang diunduh dari backbone Pusdatin, kemudian diklasifikasikan per kecamatan hingga per desa/kelurahan. Anak-anak yang memang benar berstatus ATS akan ditindaklanjuti dengan visitasi ke rumah untuk mengetahui penyebab putus sekolah, sehingga bisa mendapatkan afirmasi yang sesuai.
Dispendik Banyuwangi berkomitmen untuk terus memastikan tidak ada lagi anak yang tertinggal dari akses pendidikan demi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Banyuwangi. (sf)

