
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Heru Prayitno, kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) tempat CNA (7) bersekolah selama ini mengungkap momen ketika ia menemukan tubuh muridnya itu tergeletak di lahan kosong dekat rumahnya.
Selain cucuran darah, ia melihat kancing baju korban banyak yang terlepas dan rok celana tersingkap.
"Saat kami menemukan korban kondisi kancing baju yang yang terlepas serta rok yang dikenakan juga terlepas," ujarnya, Kamis (14/11/2024).
Adalah wali kelas korban yang pertama kali menemukan tubuh korban terlentang dekat gubuk di lahan tersebut. Disambung teriakan histeris dari Siti Aningsih (30), ibu kandung CNA yang ikut dalam mencari keberadaan anaknya.
Diketahui korban tak terlihat kembali ke rumah seusai jam pulang sekolah pukul 10.00 WIB. Biasanya korban sudah sampai rumah sekitar 15 menit. Waktu tempuh yang dibutuhkan dari sekolah ke rumah berjarak sekitar 2 km.
Lantas orang tua menghubungi pihak sekolah melalui pesan WhatsApp. Menanyakan keberadaan anaknya yang tak kunjung pulang ke rumah.
Karena khawatir terjadi sesuatu, pihak sekolah bersama ibu korban melakukan penyisiran. Mulai dari teman sebaya sampai menyisir jalan yang dilalui korban.
Hadi menambahkan, pencarian dirumah rekannya tak memperoleh hasil alias nihil. Pencarian dilanjutkan dengan menyisir sungai yang kecil yang membelah Dusun Sumberberingin dan Barurejo.
"Lantas kami bagi kedalam kelompok. Saya bersama guru menyisir di sungai, dan wali kelas bersama ibu korban menyisir kebun kosong pinggir jalan," ungkapnya.
Penyisiran itu menemui titik terang setelah Heru menemukan sepeda kayuh warna merah muda milik korban. Tapi, setelahnya awan kesedihan mulai datang saat wali kelas melihat tubuh CNA tergolek di dekat gubuk tua.
Wajah korban dipenuhi darah. Heru menyebut penemuan tubuh korban disambut teriakan histeris.
"Ia (ibu korban) lalu pingsan setelah melihat putrinya dalam posisi terlentang," kata Heru.
Heru lantas membopong korban dibantu guru membawanya ke klinik NU Desa Kalibarumanis. Namun nyawanya sudah tak tertolong.
"Kami berupaya membawa korban ke klinik namun kata tim medis korban sudah meninggal dunia," jelasnya.
Diduga korban mengembuskan nafas terakhir di kebun kosong tersebut. Setelah diduga dianiaya, diperkosa, lalu dibunuh oleh orang tak dikenal.
Proses otopsi dilakukan untuk menguak tabir penyebab kematian korban. Dokter spesialis forensik asal Jember didatangkan polisi.
Jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga. Ia dimakamkan sekitar pukul 04.30 WIB pada Kamis, 14 November 2024 di TPU dusun setempat. (ep)