Penampilan Pelajar Asal SDN 3 Rogojampi dalam Lomba Ngewer/Komedi Tunggal di Festival Literasi Using 2025 (Foto: Dispendik/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Suasana Festival Literasi Using 2025 yang digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Banyuwangi pada Sabtu (01/11/2025) berlangsung semarak. Beragam lomba digelar untuk menumbuhkan kecintaan pelajar terhadap budaya lokal Using, salah satunya Lomba Ngewer atau Komedi Tunggal.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian datang dari pelajar SD bernama Wulan Pancasari dari SDN 3 Rogojampi. Dengan pembawaan lucu dan gaya khas Using, Wulan menuai gelak tawa hadirin, termasuk Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut hadir menyaksikan. Aksinya berhasil mengantarkan Wulan menjadi Juara 1 Lomba Ngewer Tingkat SD se-Kabupaten Banyuwangi.
Atas prestasinya, Wulan menerima piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan dari panitia. Lomba ini merupakan bagian dari Festival Literasi Using 2025 yang diikuti oleh sekitar 400 pelajar tingkat SD hingga SMP dari seluruh Banyuwangi.
Festival tersebut menghadirkan tujuh cabang lomba, yaitu Nulis Aksara (Menulis Kalimat Using), Tulis Cerpen, Moco Geguritan (Baca Puisi), Nembang (Menyanyi), Ngewer (Stand Up Comedy), dan Ndongeng (Bercerita). Khusus jenjang SD, ditambah satu cabang Memengan Sandiworo (Bermain Sandiwara) yang juga menarik banyak perhatian.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para pelajar dalam menjaga bahasa dan budaya daerah. Ia menegaskan pentingnya melestarikan bahasa Using sebagai bagian dari identitas Banyuwangi.
“Festival Literasi Using menjadi wujud nyata komitmen melestarikan bahasa daerah melalui jalur pendidikan,” ujar Ipuk.
Selain Ipuk, hadir pula Sekretaris Dispendik Banyuwangi Alfian yang mewakili Kepala Dispendik Suratno, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi Dwi Yanto, Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Hasan Basri, serta para guru dan kepala sekolah dari berbagai wilayah.
“Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan memandang perlu adanya gerakan literasi untuk terus mempertahankan bahasa ibu, yaitu bahasa Using. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” kata Alfian.
Ia menambahkan, Dispendik Banyuwangi berkomitmen terus mendorong sekolah-sekolah agar mengintegrasikan bahasa daerah dalam kegiatan literasi, baik melalui pembelajaran formal di kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler. (rq)

