Nelayan Blimbingsari Tasyakuran di Pinggir Pantai Dalam Tradisi Petik Laut

E775F885-A166-482C-A106-0DC65C35D622.jpeg Masyarakat tasyakuran di acara Petik Laut Blimbingsari dengan membawa Ancak

BWI24JAM, Banyuwangi  - Petik laut Blimbingsari tahun ini kembali digelar meriah dengan berbagai kegiatan, setelah dua tahun tak dilaksanakan akibat dampak pandemi. Para nelayan dan masyarakat sekitar berkumpul di pinggir laut untuk mengadakan tasyakuran, Sabtu pagi (27/08/2022).


Tradisi petik laut Blimbingsari lambat laun tidak menggelar larung sesaji di lautan, para nelayan di desa tersebut kini lebih mengutamakan doa bersama dan diakhiri menyantap makanan yang telah mereka siapkan. Makanan ini disebut "ancak" dengan beralaskan pelepah pisang dan hidangan hasil jerih payah para nelayan serta masyarakat sekitar pantai.


"Masing-masing daerah di Banyuwangi punya tradisi petik laut sendiri. Kalau di petik laut Blimbingsari para nelayan tasyakuran, untuk mensyukuri atas rezeki yang kita dapat saat mencari ikan di lautan," kata Fauzi selaku wakil Ketua Panitia.


Mereka memanjatkan doa sebagai rasa syukur kepada Tuhan, dan untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan. 


Disamping itu, rangkaian kegiatan lain untuk memeriahkan petik laut ini juga diadakan, seperti karnaval, kesenian jaranan, hadrah, dan orkes musik pada malam hari.


Turut hadir dalam acara tasyakuran petik laut Blimbingsari diantaranya Camat Blimbingsari Abin Hidayat, Kepala Desa Blimbingsari, TNI-Polri,  dan para tokoh masyarakat.


"Petik laut kita rangkai untuk memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Harapan kita dengan rasa syukur kepada Allah, hasil tangkapan ikan nelayan bisa tercukupi," ujar Abin Hidayat.

(*)