OPINI: 3 Bakal Calon Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sumail Abdullah, Gus Munib. Siapa Unggul? Oleh: Ali Nurfatoni*

20240303_131152.jpg Ahmad Munib Syafaat/Gus Munib (Kiri) Sumail Abdullah (Tengah) Ipuk Fiestiandani (Kanan)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan dilaksanakan serentak tahun 2024 ini, tepatnya 27 November nanti. Di Jawa Timur, calon petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Listianto Dardak dipastikan kembali maju sebagai calon dan kini telah mengantongi rekomendasi empat partai politik, yaitu Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat.


Sementara itu, di Banyuwangi. Hingga kini, belum ada satupun pasangan calon yang mendapatkan tiket dalam pemilihan bupati dan wakil bupati tahun ini. Belum diketahui, paslon petahana saat ini, Ipuk Festiandani Azwar Anas dan Sugirah apakah kembali berduet, atau justru harus berpisah.


Pada edisi 2020 lalu, Ipuk-Sugirah sukses mengalahkan Yusuf Widyatmoko & KH. Muhammad Riza Aziziy. Saat itu, kemenangan paslon no urut 02 itu hanya unggul tipis 52,4 persen atas rivalnya no urut 01. Meski tipis, pada akhirnya paslon Ipuk-Sugirah dinyatakan sebagai pemenang oleh KPUD dan dilantik oleh Gubernur Jawa timur, Khofifah Indar Parawansa, tepat tiga tahun lalu yaitu tanggal 26 Februari 2021.


Saat itu, Ipuk-Sugirah diusung oleh PDIP, Nasdem, Gerindra, PPP dan Hanura. Sementara itu, Paslon Yusuf-Riza diusung oleh PKB, Demokrat, Golkar dan PKS. Melihat fenomena dukungan parpol terhadap kedua paslon cukup menunjukkan bahwa peta suara cukup berimbang dan terbukti pada akhirnya paslon no urut 02 melenggang dengan keunggulan suara yang tipis.


Perlu sebagai pengingat, saat itu ada sederet nama yang digadang-gadang maju sebagai calon bupati. Diantaranya, Ahmad Munib Syafaat (Gus Munib), Ali Ruchi, dr. Taufik Hidayat. Walaupun, pada perkembangannya, mereka batal menjadi kontestan karena tidak mengantongi tiket alias rekomendasi dari parpol. Selain itu, ada pasangan calon yaitu Purnomo dan Suminto serta Bunda Ratu Satiyem yang berpasangan.


Sunaryanto yang saat itu melalui jalur independen tapi gagal lolos. Kini, fenomena calon bupati dan wakil bupati Banyuwangi kembali bermunculan. Ahmad Munib Syafaat atau yang biasa dipanggil Gus Munib dalam beberapa kesempatan menyatakan siap maju sebagai calon bupati atas aspirasi masyarakat. Bahkan, dia rela tidak maju sebagai calon anggota legislatif pada tahun ini. Dia digantikan keponakannya, Gus Riza di dapil 5. Tetapi sayang, mantan calon wakil bupati Banyuwangi itu justru berpotensi gagal terpilih.


Pada bagian lain, Ali Ruchi adalah seorang birokrat yang tampaknya bakal mengisi persaingan menuju P- 1 Banyuwangi. Entah kebetulan atau tidak, tokoh yang cukup luwes itu baru saja dimutasi untuk mengisi dan Kearsipan Banyuwangi.


jabatan baru sebagai sekretaris Dinas Perpustakaan Jika melihat peta nasional, akumulasi partai seperti pada Pilpres kemarin tampaknya akan merembet ke daerah, termasuk pemilihan Bupati. Diketahui, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka nyaris dipastikan terpilih sebagai Presiden dan wakil presiden.


Duet pasangan ini diusung oleh Gerindra, Demokrat, Golkar, dan PAN dengan nama Koalisi Indonesia Maju. Sementara itu, Ganjar Pranowo-Mahfud MD diusung PDIP dan PPP. Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar diusung oleh PKB, Nasdem dan PKS dengan nama Koalisi Perubahan.


Nah, di Banyuwangi tampaknya PDIP juga akan tetap berusaha keras mempertahankan kekuasaan. Apalagi, Partai berlambang banteng moncong putih kini dipastikan kembali sukses mempertahankan posisi sebagai pemenang pileg dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD Banyuwangi pada pemilu kali ini.


Mengenai siapa calon yang akan diusung, belum ada gambaran secara pasti. Tapi, kemungkinan besar, calon petahana hari ini yang akan didapuk. Namun, apakah kembali duet seperti periode awal atau Ipuk- Sugirah harus berpisah, saat ini masih dinamis. Hasil pileg juga bisa menjadi bahan evaluasi.


Misalnya, Putra Sugirah, yaitu Arif Nur Cahyono yang maju sebagai caleg dalam daerah pemilihan (dapil) 4 melalui PDIP justru harus tumbang dan kalah bersaing dengan Patemo dan Dhea Sartika yang mendapatkan suara terbanyak di dapil tersebut. Skenario yang muncul adalah tiga paslon dalam Pilbup kali ini bisa persis seperti pada momentum Pilpres. Misalnya, PDIP dan PPP akan mengusung paslon Ipuk-Sugirah.


Sementara itu, PKB dan Nasdem akan mengusung Ahmad Munib Syafaat berikut dengan wakilnya yang dituntut juga harus potensial sehingga menjadi pasangan calon yang ideal dan saling melengkapi. Ada kader PKB yang potensial yang patut dilirik yaitu Hj. Makmulah Harun, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.


Sebagai ketua Muslimat NU Kabupaten Banyuwangi, dia memiliki basis pemilih yang militan. Namun kendalanya, PKB disinyalir tidak mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim, padahal dia adalah Ketua Umum Muslimat NU. Dalam berbagai kesempatan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin justru saling sindir dengan Khofifah berkaitan dengan perbedaan dukungan Pilpres kemarin. Oleh karena itu, Hj. Makmulah Harun berpasangan dengan Gus Munib peluangnya menjadi kecil, meskipun peluangnya tetap ada dan bisa terjadi di arena politik.


Gus Munib, rektor Universitas Islam KH. Mokhtar Syafaat Ini kali ini tampaknya tidak akan kesulitan meraih tiket dari PKB. Sebab, ada nama Nihayatul Wafiroh yang notabene keluarga Ponpes Darussalam Blokagung yang kini sukses melenggang kembali ke senayan. Sebab, Nduk Nik, sapaan akrabnya, adalah Juru Bicara Timnas AMIN dalam Pilpres kemarin. Dia adalah orang kepercayaan Muhaimin Iskandar, Ketua umum PKB saat ini.


Paslon ketiga yaitu dari Koalisi Indonesia Maju. Misalnya, yang saat ini ramai diperhitungkan adalah Sumail Abdullah. Ketua DPC Gerindra itu digadang-gadang maju dan meramaikan peta persaingan menuju kursi P-1. Dia bisa saja berduet dengan ketua DPC Golkar, Ruliyono. Kebetulan, Ruliyono sukses kembali terpilih menjadi anggota DPRD Banyuwangi untuk kesekian kalinya. Bahkan, dia juga sukses mengantarkan istrinya, Sri Yuliani duduk di parlemen.


Sebagai catatan, Sumail Abdullah tahun ini juga berpotensi kembali terpilih menjadi anggota DPR RI untuk ketiga kalinya. Dia juga sukses memberi jalan untuk putranya, Bima Rafsanjani Raid duduk di kursi DPRD Jatim.


Selain itu, tokoh asal Kecamatan Wongsorejo itu juga bisa mengantarkan keponakannya, Asrilia Diska Rimunda terpilih menjadi anggota DPRD Banyuwangi dapil 8.


Cuma kendalanya, apakah Sumail berani merelakan kursi DPR RI dan memilih maju sebagai calon bupati Banyuwangi. Apalagi, pilbup tahun ini setelah pelantikan DPR RI yang sesuai tahapan akan dilaksanakan pada 1 Oktober 2024.


Sementara itu, pendaftaran calon bupati dan wakil bupati dilaksanakan pada tanggal 27-29 agustus 2024. Sebagai syarat calon, maka seorang anggota DPR harus mundur dari jabatan sebagai anggota DPR.


Tetapi, sekali lagi. Jika itu sudah menjadi ketentuan atau keputusan DPP Gerindra dan memberikan mandat kepada dia untuk maju sebagai calon bupati, tampaknya Sumail juga akan mengikuti arahan Prabowo Subianto sebagai ketua DPP Gerindra.


Lantas bagaimana dengan Ali Ruchi? Dia adalah seorang birokrat yang ahli lobi. Saat itu, dia nyaris berpasangan dengan Ahmad Munib Syafaat. Di last minute, dua paslon tersebut ternyata pisah ranjang dan gagal mendapatkan tiket.


Jika peta koalisi tidak berubah, maka skenario tiga paslon cukup ideal dan persaingan semakin menarik. Akan merepotkan mesin partai di Banyuwangi jika koalisi parpol justru tidak sama dan bahkan berseberangan dengan tiket calon di atasnya, yaitu Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa timur. Sebab, baik Pilbup dan Pilgub akan dilaksanakan berbarengan.


Dari sini, maka terlihat peta masing-masing calon. Ada kubu Banyuwangi utara yang dikomandoni Sumail Abdullah, kemudian basis tengah yang notabene Ipuk Festiandani dan kubu Banyuwangi selatan di bawah barisan Gus Munib.


Tiga tokoh itu harus benar-benar bisa meyakinkan partai politik untuk bisa mendapatkan tiket. Sebab, hanya PDIP yang bisa menjagokan pasangan calon tanpa koalisi. Pada periode kali ini, PDIP berpotensi meraih 11 kursi dari 50 kursi yang diperebutkan. Sementara, baik PKB maupun Gerindra harus sama- sama berkoalisi dengan parpol lain. Sebab, minimal bisa maju sebagai kandidat adalah parpol atau gabungan parpol adalah 20 persen kursi parlemen. PKB hanya berpotensi meraih 9 kursi, sementara Gerindra hanya 6 kursi. (*)

Sekretaris Forum Grup Diskusi Dapil Se-Banyuwangi